Acuviarta Kartabi Beberkan Analisis Ekonomi Jabar Triwulan II Tahun 2021

BANDUNG – Pengamat ekonomi dari Universitas Pasudan (Unpas) Bandung Acuviarta Kartabi menilai, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2021 Jawa Barat merupakan kombinasi low-base effect dan dampak pemulihan ekonomi.

Diketahui, selama empat triwulan terakhir ekonomi Jawa Barat terkonstraksi karena dampak pandemi Covid-19. Namun pada triwulan II tahun 2021 secara year-on-year (YoY) tumbuh melejit 6,13 persen.

“Saya melihat satu hal yang merupakan berkombinasi low-base effect dan sisi lain ada dampak pemulihan. Jadi kita tidak boleh menafikan bahwa ini hanya stastistrik bukan statistik. Bukan seperti itu,” ucap Acuviarta saat memaparkan analisis ekonomi
Triwulan II 2021 pada acara dialog KPED secara virtual, Sabtu (14/8).

Mang Acu–sapaan akrab Acuviarta menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 6,17 persen itu pernah terjadi delapan (8) tahun yang lalu. Tepatnya tepatnya pada triwulan II tahun 2013 lalu.

“Kita sama terjadi pada triwulan II tahun 2013. Tapi ini merupakan prestasi yang luar biasa. Kenapa? Delapan (8) tahun baru bisa kita capai,” jelasnya.

Jika dilihat secara quarter-to-quarter (q to q) kata dia, sebetulnya tidak ada yang luar biasa. Sebab, perkembangan quarter-to-quarter (q-to-q) hanya 1,79. Bahkan lebih rendah dari triwulan-triwulan sebelumnya.

“Di triwulan ke III itu q-to-q nya bisa 3,37 persen. Triwulan II kemarin q-to-q nya hanya 1,79 persen. Jadi saya melihat pertumbuhan ekonomi 6,17 itu biasa-biasa saja. Bahkan kita butuh pertumbuhan mungkin 8 sampai 9 persen,” kata dia.

Ketua Harian Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat itu menuturkan, sebenarnya benar jika ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2021 tumbuh 6,13 persen. Namun, dari segi uang (PDRB) kurang Rp 528 miliar jika dibandingkan dengan triwulan II 2019.

“Betul pertumbuhannya lebih tinggi tetapi uang nominal (PDRB) itu masih rendah. Jadi tepat kalau kita mengatakan bahwa ekonomi sudah pulih. Tetapi itu bagian dari proses pemulihan,” tutur Mang Acu.

“Jika kemarin ada sumbangan seperti yang dipalembang meskitupun gak jadi, Rp 2 triliun saja, itu luar biasa dampaknya terhadap PDRB Jawa Barat,” tambahnya.

Pada triwulan II 2021, sambung dia, terdapat sektor yang menurutnya ajaib, salah satunya sektor jasa perusahaan. Padahal jasa perusahaan merupakan sektor yang paling terpuruk di triwulan II tahun 2020 pada awal pandemi dengan minus 5,91 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan