NGAMPRAH – Harga jual sayuran di tingkat petani saat ini mengalami penurunan yang sangat drastis. Alhasil para petani mengalami kerugian yang cukup besar pada musim panen tahun ini.
Sejumlah penyebab yang menyebabkan menurunnya harga jual sayuran yakni permintaan pasar merosot tajam karena hotel dan restoran tutup akibat pandemi Covid-19. Ditambah adanya panen raya dalam waktu bersamaan.
Salah satu petani di Kampung Cibolang, RT 03 RW 13, Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Umay Mutiara mengatakan selama tahun 2021 ini dirinya telah menanam dua jenis sayuran yaitu tomat dan buncis. Saat musim panen, kedua harga komoditi itu merosot.
“Selama PPKM kita pusing, harga sayuran jatoh terus. Di tingkat petani sayuran banyak, sementara permintaan kurang jadi harga murah,” kata Umay, Senin (9/8).
Ia menuturkan penurunan harga sayuran hampir 3 kali lipat. Harga tomat yang biasanya Rp 6.000 per kilogram, saat ini hanya dijual seharga Rp 1.700 perkilogram. Sedangkan harga buncis, dari harga normal Rp 9.000 perkilogram saat ini turun tajam ke angka Rp 1.500 per kilogram.
Menurut umay, kondisi itu membuat dirinya tak bisa memberi upah kepada empat orang karyawannya. Bahkan ia juga terpaksa membagikan sayurannya secara cuma-cuma kepada sanak saudara.
“Saya tak bisa menggaji 4 pegawai. Imbasnya memetik sendiri dikerjakan sendiri oleh suami. Kami juga terpaksa menjual dengan harga murah dan diberikan sebagian sayuran ke sanak saudara,” tambahnya.
Dengan kondisi itu, petani minta pemerintah lebih efektif mengendalikan pandemi Covid-19, memberi bantuan kepada petani, dan bisa mengendalikan harga saat panen raya.
“Kita mohon ada solusi dari pemerintah. Kami petani makin sulit di masa sekarang ini,” pungkasnya. (mg6)