JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga kedelai dunia naik sekitar 5,4 persen dari USD13,60 per bushels setara Rp8.526 per kg landed price pada akhir Juni 2021 menjadi USD14,33 per bushels atau Rp8.924 per kg landed price pada akhir Juli 2021.
“Kenaikan harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen, sehingga berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Jumat (6/8/2021).
Oke memperkirakan, dampak kenaikan harga kedelai di pasar dunia baru berdampak ke Indonesia pada bulan depan. Kendati begitu, dampak kenaikan diproyeksi tidak besar karena stok kedelai nasional masih berkisar 610 ribu ton.
“Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sampai tiga bulan ke depan. Dengan stok yang cukup ini, maka harga kedelai diperkirakan masih bisa terjaga di kisaran Rp10 ribu per kilogram (kg).
Menurut Oke, kisaran harga ini masih wajar dan terjangkau bagi perajin tahu dan tempe. Di sisi lain, ia berharap stok yang masih cukup ini bisa memenuhi kebutuhan nasional sembari menunggu harga kedelai dunia perlahan turun.
“Kami mengimbau kepada pelaku usaha kedelai dan para perajin agar jangan khawatir dan tetap menjalankan kegiatan usahanya agar masyarakat dapat menikmati tahu dan tempe sebagai salah satu sumber protein dengan harga yang terjangkau,” pungkasnya. (Fin.co.id)