BANDUNG BARAT – Penutupan objek wisata selama sebulan terakhir sangat berpengaruh terhadap bisnis perhotelan dan restoran di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Hal tersebut membuat para pengusaha pariwisata berharap PPKM Darurat dan Level 4 tak diperpanjang.
Seperti diketahui, objek wisata di Bandung Barat harus tutup lagi sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ditetapkan sejak 3 Juli, yang dilanjutkan dengan PPKM Level 4 yang akan berlangsung hingga 2 Agustus mendatang.
“Harapannya iya dibuka kembali. Tinggal pemerintahnya mau bagaimana,” ujar Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB, Eko Supriyanto saat dihubungi, Senin (2/8).
Menurut Eko, masyarakat saat ini mulai jenuh dengan aktivitas terbatas yang dilakukan selama PPKM Darurat-Level 4. Masyarakat sudah merindukan kegiatan di luar rumah seperti berwisata.
Hal itu dibuktikannya ketika ada peningkatan aktivitas yang terlihat di kawasan objek wisata Lembang pada Minggu (1/8/2021) meskipun objek wisata rekreasinya belum dibuka. Kondisi yang terlihat hari ini menurutnya belum pernah terlihat selama PPKM sebulan terakhir.
“Jalan mulai rame. Mungkin masyarakat sudah bosan, mulai keluar rumah. Mulai ada kehidupan,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, Eko berharap ada kebijakan dari pemerintah yang memperbolehkan objek wisata dibuka kembali. Menurutnya, seluruh pelaku bisnis pariwisata di KBB akan mendukung pemerintah dalam penanganan COVID-19.
“Di antaranya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Itu kunci utama menekan pandemi ini,” tuturnya.
Eko mengakui kondisi pariwisata seperti perhotelan, restoran di Bandung Barat cukup parah. Terhitung sejak pandemi COVID-19 mewabah total kerugian yang dialami oleh anggotanya yang tergabung di PHRI sejak awal pandemi Maret 2020 sampai Juli 2021 mencapai Rp57.275.716.977.
“Angka itu baru dari 30 perusahaan anggota PHRI KBB, kalau ditambah di luar anggota PHRI, jumlahnya pasti jauh lebih membengkak,” terangnya. (mg6)