Terdampak Pandemi, Pengusaha Bunga di KBB Merugi

BANDUNG BARAT – Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dari pemerintah pusat berdampak negatif pada semua sektor termasuk para pengusaha bunga di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Sejak penerapan PPKM Darurat pada 3 sampai 20 Juli kemudian diperpanjang lagi hingga 2 Agustus dengan istilah lain yakni PPKM Level 3-4, mereka mendulang kerugian lantaran tak bisa menjual bunga dari kebun.

Seperti yang dialami langsung oleh Diki Permana (23), salah seorang petani bunga hias asal Kampung Pamacelan, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, KBB. PPKM Level 4 membuatnya harus menghentikan pengiriman bunga pada konsumennya yang tersebar di Jakarta dan Purwakarta.

“PPKM ini membuat pengiriman dan orderan masuk jadi terhambat. Banyak yang sudah order tapi akhirnya membatalkan pesanan,” ungkap Diki kepada wartawan, Senin (2/8).

Bulan-bulan ini, biasanya jadi momen Diki dan petani bunga lainnya untuk meraup omzet. Hal itu lantaran banyak masyarakat yang melangsungkan pernikahan. Namun kondisi itu berbalik 180 derajat akibat PPKM yang diterapkan.

Sebelum PPKM Darurat ia menanam sekitar sembilan ribu batang bunga aster. Bunga tersebut seharusnya sudah ia kirim pada pertengahan Juli lalu kepada konsumennya. Namun akhirnya batal lantaran adanya PPKM Darurat dam PPKM Level 4.

Akhirnya dari total sekitar sembilan ribu batang bunga aster yang ditanamnya hanya sekitar dua ribu batang saja yang bisa bisa dimanfaatkan.

“Yang paling kena dampaknya itu memang bunga aster dan peacock. Harganya juga jadi turun drastis, biasanya bisa sampai Rp 15 ribu per batang, tapi sekarang Rp 7 ribu per batang. Harusnya dapat untung Rp 8 juta, tapi hangus,” terang Diki.

Kondisi yang dialaminya membuat ia frustasi. Sebagai bentuk luapan kekesalan, ia dan petani lainnya membiarkan bunga mereka begitu saja tanpa dipanen sama sekali. Ada juga yang memilih membabat habis bunganya kemudian diberikan pada peternak untuk dijadikan pakan sapi.

“Betul kemarin sempat viral di media sosial peacock jadi pakan sapi. Kebetulan Itu punya teman saya, bunga peacock diberikan ke sapi saking kesalnya mungkin. Kan sudah overtime, enggak bisa dijual lagi. Kalau yang saya hanya dibabat cuma-cuma dan dibiarkan saja,” jelas Diki.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan