PT Uni-Charm Indonesia Tbk Kenalkan Konsep New Life Style “Ethical Living for SDGs”

“Dengan bertujuan untuk berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan mengusulkan konsep gaya hidup baru yang menerapkan ‘Kebaikan kecil’,” ujar Yuji Ishii dalam gelaran acara Virtual PT Uni-Charm Indonesia Tbk yang memperkenalkan Konsep New Lifestyle “Ethical Living for SDGs” untuk Berkontribusi dalam Menciptakan Masa Depan yang Cerah. Rabu (28/7).

Dapat dengan mudah berkontribusi ke dalam kehidupan dan mengambil langkah baru dari hal kecil dengan memanfaatkan teknologi terkini.

Logo dan elemen yang terkandung dalam Ethical Living for SDGs terdiri dari 12 elemen yang mengandung semua pemikiran menuju
perwujudan SDGs, yaitu:
1. Aktivitas perusahaan untuk dikembalikan pada masyarakat
2. Eksplorasi inovasi untuk mewujudkan kehidupan yang makmur
3. Perasaan saling menghormati dan menerima perbedaan
4. Hubungan antar manusia, orangtua dan anak, perawat dan yang dirawat dan lain-lain
5. Kebijaksanaan untuk menyediakan pengetahuan yang benar
6. Ketenangan pikiran melalui keadilan dan keamanan
7. Matahari sebagai sumber energi alam
8. Keberlanjutan pemakaian ulang sumber daya
9. Realisasi lingkungan yang makmur
10. Konservasi lingkungan dan sumber daya laut serta pemeliharaan keanekaragaman hayati
11. Pemanfaatan hutan secara berkelanjutan
12. Perhatian dan kontribusi pada kesejahteraan dengan menganggap binatang sebagai partner.

Upaya nyata pertama dari Ethical Living for SDGs adalah peluncuran produk Charm and Protect. Pollution Mask dalam edisi terbatas yang menggunakan kemasan dari kertas daur ulang 100 persen untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni 2021 lalu. Pemanfaatan kertas daur ulang 100 persen adalah upaya pertama yang dilakukan Unicharm Group.

Fase Kedua, dalam Ethical Living for SDGs dalam upaya kedua ini menjalankan aktivitas untuk menambah opsi dalam memecahkan berbagai masalah. Dalam tumpukan sampah di Indonesia, selain sampah organik tercampur juga sampah popok sekali pakai.

Mengacu pada contoh pengolahan sampah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (Maggot).

“Kami telah melakukan verifikasi bahwa sampah popok sekali pakai (pulp) dapat dikurangi, dengan membuat larva tersebut memakan pulp yang disakarifikasi menggunakan selulase (enzim).” tambah Yuji Ishii.

Maggot BSF ini mempunyai kapasitas penguraian sampah organik sangat tinggi. Artinya, memiliki kemampuan untuk terurai dengan kecepatan tinggi. Selain itu, larva yang menguraikan sampah organik dengan kecepatan tinggi dan tumbuh menjadi pakan yang baik dengan kandungan protein tinggi, sehingga dapat menjadi solusi yang efisien, murah dan ramah lingkungan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan