Soal Teguran Mendagri, Emil: Sudah Kami Evaluasi

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku telah melakukan evaluasi terkait penyerapan anggaran penanganan pandemi Covid-19.

Diketahui, Jawa Barat termasuk satu dari 19 provinsi yang mendapatkan surat teguran dari Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) karena Pemda (Pemerintah daerah) kurang cepat dalam menyerap anggaran terkait penanganan Covid-19.

“Kemarin juga kami mendapat ‘surat cinta’ dari Pak Mendagri, sudah kami evaluasi,” ucap Emil di Bandung, Jum’at (23/7).

Emil mengatakan, telah menyiapkan dana untuk kapasitas kesehatan di Jawa Barat. Namun, banyak rumah sakit yang terlambat mengajukan permintaan pembayaran pelayanan kesehatan.

“Mayoritas itu karena rumah sakit-rumah sakitnya itu tidak mengajukan; (rumah sakit) telat, Pak. Sudah saya tegur juga,” tambahnya.

Lambannya pihak rumah sakit dan fasilitas kesehatan (faskes) yang mengajukan tagihan pembayaran untuk kasus Covid-19 tersebut menyebabkan penyerapan anggaran kesehatan Pemda Jabar belum mencapai target.

“Jadi uang kita itu standby tapi kami tidak bisa mencairkan kalau rumah sakitnya tidak meminta. Sehingga yang tadinya target dari Kemendagri ke atas 50 persen, ini terpenuhi kurang lebih baru 34 persen,” ujar Emil.

Ia pun menyampaikan, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit untuk pasien Covid-19 kembali menurun. Per hari ini, angka BOR di Jabar turun ke angka 75 persen.

Pada 4 Juli 2021 BOR di Jabar sempat menyentuh 90,69 persen. Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan, BOR trennya terus menurun.

“Berita baik hari ini BOR kami turun terus dari puncaknya di tanggal 4 Juli itu RS kita mencapai 90,69 persen. Hari ini sudah turun menjadi 75,16 persen. Sehingga berita cerita tenda-tenda darurat BNPB seperti di Kota Bekasi itu perlahan sudah mulai akan dibongkar,” ujarnya.

Adapun berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi BOR seperti memperbanyak ruang isolasi terpusat termasuk di desa/kelurahan. Kemudian menaikkan kapasitas tempat tidur. Lalu menyiapkan hotel-hotel, apartemen untuk pusat pemulihan pascarawat.

“Jadi di hulunya kita tahan di pusat isolasi desa, di akhirnya kita pindahkan ke pusat pemulihan,” kata pria yang kerap disapa Emil.

Mengenai kasus harian, Ridwan Kamil mengakui masih cukup tinggi meskipun angkanya terus turun. Secara total, angka kasus aktif Covid-19 di Jabar mencapai 123.000 dan mayoritas melakukan isolasi mandiri di rumah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan