Bidang Pertanian, Pekerjaan 40 Persen Warga Kabupaten Bandung

SOREANG – Kabupaten Bandung memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang luas dan subur. Sehingga, 40 persen dari total jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Bandung itu melakoni pekerjaan di bidang pertanian. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung, Tisna Umaran.

Tisna mengungkapkan, kegiatan masyarakat di Kabupaten Bandung 40 persen di bidang pertanian, bukan hanya bercocok tanam saja, tapi juga ada bisnisnya, tukang hingga buruh taninya.

Dijelaskan Tisna, luas lahan pertanian yang ada di Kabupaten Bandung, berdasarkan angka riil di lapangan itu sebesar 31 ribu hektar. Namun, kata dia, apabila berdasarkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B itu peruntukkannya sekitar 20 ribu hektar.

“Lahan peruntukan dan kondisi riil di lapangan itu berbeda. Misalnya di Soreang itu sudah beralih fungsi, dari yang peruntukan pertanian menjadi perkantoran, jasa dan bisnis. Namu, kondisi di lapangannya, terlihat masih ada sawah,” ungkap Tisna saat diwawancara, Jumat (23/7).

Saat ini, lanjut Tisna, pertanian itu harus siap mengikuti keinginan jaman, baik yang masih tradisional atau yang sudah menggunakan sistem digital.

“Oleh karena itu, Bupati Bandung telah membuat inovasi dengan membuat kartu tani SIBedas (Sistem Bertani dengan Agro Solution), artinya dengan kartu SIBedas ini nantinya dari mulai bibit, pelatihan, pembiayaan, pengolahan hingga penjualan. Jadi kedepannya bukan hanya masih tradisional, tapi para petani pun harus menggunakan digitalisasi,” jelasnya.

Selain itu, Tisna juga mengatakan, pertanian ini dinilai menjadi solusi yang tepat untuk mendapatkan penghasilan, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat kesulitan mendapatkan pekerjaan.

“Pertanian di era pandemi Covid-19 itu sebetulnya kegiatan yang tidak memerlukan persyaratan, seperti pendidikan atau skill. Sehingga, pertanian bisa menjadi salah satu ruang lingkup pekerjaan yang terbuka untuk semua pihak,” kata Tisna.

Karena ruang lingkup pekerjaan di sektor lain saat ini sedang sulit, kata Tisna, otomatis akan mengejar kepada sektor pertanian. Untuk minat masyarakat terhadap bidang pertanian, menurut Tisna, itu sifatnya kualitatif.

“Tapi kalau lihat angka yang sekarang masih bertahan di pertanian, bahkan minatnya semakin bertambah,” tandasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan