Nasib Relawan Pemulasaran, Jangankan Dapat Insentif, Peti Mati Saja Tak Ada

CICALENGKA – Dalam pengurusan jenazah yang meninggal akibat Covid-19, Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung miliki relawan pemulasaran.

Camat Cicalengka, Entang Kurnia mengatakan, setiap desa sudah memiliki relawan pemulasaran.

“Baik pemulasaran sampai pemakaman sudah siap oleh relawan tingkat desa, setiap desa sudah ada,” kata Entang saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/7) kemarin.

“Udah berjalan dari satu bulan yang lalu, membantu nakes (tenaga kesehatan), mereka sudah banyak yang sakit, capek,” tambah Entang.

Terkait hal itu, Kepala Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Desa Cikuya, Isa Al Majid mengatakan, relawan pemulasaran sudah ada sejak Januari 2021.

“Dari satgas Covid-19 melalui Ketua RW, kemudian ke warga, siapa aja yang bersedia mengurus jenazah,” ujar Isa di ruang kerjanya.

Isa mengaku, awalnya para warga enggan berpartisipasi namun seiring waktu disertai edukasi yang intens, para relawan akhirnya bersedia mengurus jenazah akibat penyakit Covid-19.

“Intinya ini kemanusiaan. Awal-awal kalau di luar daerah hanya memberi izin memakamkan di wilayah, sekarang bantu pemakaman,” ucap Isa.

Isa menjelaskan, para relawan pemulasaran hanya dibekali Alat Perlindungan Diri (APD) yang disediakan oleh puskesmas.

“APD dikasih, paling banyak buat enam orang, jadi kalau nambah APD lebih dari enam gak bisa, paling kita sediakan sendiri dari desa atau perorangan,” imbuh Isa.

Sementara itu, ujar Isa, para relawan pemulasaran sejak awal terjun ke lapangan mengurus jenazah akibat penyakit Covid-19 tidak mendapat insentif dari pihak pemerintah.

“Kalau keluarganya (jenazah) yang ada (dana) kadang suka ngasih, tapi kalau keluarganya gak punya kita gak minta. Balik lagi, kita kemanusiaan,” pungkas Isa.

Dalam pemaparannya, Isa menuturkan, sampai saat ini para relawan yang bersedia berpartisipasi mengurus jenazah akibat penyakit Covid-19 hanya laki-laki.

“Perempuan belum ada yang mau jadi relawan, mungkin khawatir jadi tertular. Tapi jadi kendala bagi kita kalau yang meninggalnya perempuan, untuk memandikannya masa oleh laki-laki,” kata Isa.

Kemudian lanjut Isa, hal tersebut sempat terjadi dan para relawan pemulasaran di Desa Cikuya akhirnya berkomunikasi untuk keluarga jenazah ikut mendampingi dalam proses memandikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan