BANDUNG – Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Barat, Daud Achmad menyebutkan, tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR) perlahan-lahan turun semenjak titik tertingginya yang mencapai 90 persen lebih.
Penurunan BOR disinyalir akibat dampak dari penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.
Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) terus mengalami penurunan sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diterapkan pada 3 Juli 2021 lalu.
“Keterisian rumah sakit konsisten mengalami penurunan sejak PPKM Darurat diberlakukan. Kabar baik ini harus disertai dengan peningkatan kedisiplinan masyarakat menerapkan prokes,” ucap Daud berdasarkan keterangan resmi yang diterima Jabarekspres.com, Senin (19/7).
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, persentase BOR di RS rujukan COVID-19 sebesar 79,54 persen pada Minggu (18/7) kemarin.
Menurut Achmad, BOR bisa terus turun hingga 30 persen seperti saat sebelum libur Hari Raya Idul Fitri dengan penguatan penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M.
Disamping itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut, penurunan tingkat BOR Rumah Sakit berhasil setelah Pemprov Jabar menerapkan beberapa strategi pemulihan.
Pertama, dengan memanfaatkan ruang isolasi desa supaya OTG dan gejala ringan tidak perlu pergi ke RS. Kedua dengan menaikkan tempat tidur untuk COVID-19 dari jatah pasien umum.
“Strategi ketiga adalah emindahkan pasien COVID-19 yang mau sembuh setelah mendapatkan penanganan dan perawatan di rumah sakit ke pusat pemulihan, seperti hotel dan gedung negara,” ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Maka dari itu, Emil berpesan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat untuk tetap menjaga kedisplinan terhadap protokol kesehatan. Dia pun menyakini bahwa penurunan tingkat BOR menuju 30 persen dapat tergapai apabila masyarakat disiplin ketat.
“Harus bisa seperti sebelum Lebaran, di mana keterisian RS COVID-19 bisa di bawah 30 persen. Kuncinya jaga prokes, karena prokes ibarat kita pake helm untuk kurangi potensi kecelakaan lalu lintas,” kata Emil. (boy)