Di samping itu, fleksibilitas dari SMM juga membuat anaknya mampu memiliki life skill untuk bertanggung jawab atas jam belajar yang ia pilih.
“Terbukti, karena ia memilih jam belajar yang ia inginkan, ia tidak ada keterpaksaan untuk sekolah dan bahkan semenjak di SMM sudah sedikit sekali intervensi saya sebagai orang tua untuk menyuruh Raihan sekolah karena ia menjadi mandiri,” kata Mella.
Mella melanjutkan, meskipun mata pelajaran yang diajarkan di SMM lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah lainnya tapi ternyata tidak serta-merta malah menurunkan kualitas yang diberikan.
Baca Juga:Pilkades Kabupaten Bandung Jangan Sampai Ada Klaster BaruAturan PPKM Darurat Sebaiknya Berikan Kelonggaran kepada UMKM
Menurutnya, anak-anak bukanlah robot yang harus menyerap semua pelajaran yang belum tentu dapat diserap mereka dan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
“Bagi saya, sekolah harus menyesuaikan kebutuhan anak, knowledge anak. Tapi harus sesuai usia, kompetensi, dan manfaatnya. Kalau di SMM seperti ada social project,” ujar Mella. (bbs)
