Nike Nadia Memilih Jadi Relawan sebagai Bentuk Syukur

Ketika kebanyakan temannya menginginkan menjadi seorang pengusaha, hakim, jaksa, pengacara, pegawai negeri, hingga pegawai swasta, Nike Nadia memutuskan bekerja penuh untuk menjadi relawan.

Syanne Ayuresta, Bandung.

GADIS kelahiran Bandung, 18 April, 24 tahun silam ini memiliki banyak pengalaman sebagai relawan, khususnya menyangkut isu gender, perempuan, anak muda, dan kesehatan reproduksi.

Berinteraksi, belajar, bersyukur, berbagi, berbahagia, adalah lima kata kunci yang menggambarkan arti relawan di mata Nike.

NIKE NADIA
SYANNE/BANDUNG EKSPRES/JOB
BERJIWA SOSIAL: Nike Nadia, mahasiswi Universitas Padjadjaran yang memutuskan untuk menjadi relawan sepanjang hidupnya

Dia memilih pekerjaan yang secara materiil tidak ada jaminannya. Bahkan, kedua orangtuanya sempat ragu akan keputusan dia.

Namun, dia meyakinkan kedua orangtuanya bahwa dengan jadi relawan, dia kemudian merasa happy dan merasa punya purpose dalam hidup.

Perkenalannya pada dunia relawan bermula saat masuk kuliah. Saat itu, dia diajak oleh temannya.

Dengan membantu mengumpulkan petisi untuk kegiatan The Billionhungry Project yang digagas oleh Food and Agriculture Organization (FAO) PBB Indonesia.

’’Teman saya yang menjadi inspirasi untuk lebih berani eksplor gabung di kegiatan semacam itu lagi,’’ akunya kepada Bandung Ekspres beberapa waktu lalu.

Sejak SMA, dia sudah memiliki ketertarikan dengan kegiatan-kegiatan seperti itu. Namun, tidak memiliki jaringan yang luas untuk bergabung. Ketika akhirnya punya kesempatan jadi volunteer, dia memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Sebelumnya dia pernah mengikuti lomba film dokumenter tentang isu kekerasan perempuan. Hingga mendapat kesempatan riset kecil ke LBH yang bekerja khusus advokasi isu kekerasan. Dari sanalah dia memutuskan kuliah di fakultas hukum.

”Aku pribadi juga sangat tertarik dengan isu perempuan serta gender dan karena aku kuliah hukum, cita-citaku adalah bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) atau NGO (Non Govt Organization),’’ kata perempuan berambut panjang ini.

Sebenarnya, kata Nike, sebelumnya dia pernah sebulan kerja jadi pegawai kantoran. Tapi kemudian, Nike merasa kosong dan tidak punya tujuan.

Sehingga, ketika tahu ada lowongan volunteer di Komnas Perempuan, Nike langsung take a leap of faith. ’’Berbekal tabungan yang pas-pasan, aku akhirnya memilih untuk fokus buat jadi full time volunteer,” jawabnya melalui email.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan