Pemda KBB Terus Cari Cara Penuhi Kekurangan Oksigen

CIKALONGWETAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat berupaya melakukan pemenuhan kebutuhan oksigen bagi pasien Covid-19.

Pasalnya, hingga saat ini kebutuhan oksigen yang dipasok oleh distributor berkurang hingga 90 persen. Hal itu lantaran peningkatan kasus Covid-19 yang semakin tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Eisenhower Sitanggang menjelaskan, pemasok oksigen tersebut memprioritaskan kepentingan oksigen nasional dengan berkonsolidasi ke provinsi dan kabupaten kota.

“Biasanya kita minta ke distributor oksigen 100 tabung per hari. Namun hanya dipenuhi 10 tabung hingga 20 per hari. Pemasok tidak bisa memastikan jumlah oksigen yang bisa dikirim,” kata Eisen, Selasa (6/7).

Ia menambahkan, untuk mengantisipasi krisis oksigen tersebut Dinkes KBB melakukan beberapa upaya agar kebutuhan oksigen bagi pasien Corona di wilayahnya dapat terpenuhi.

“KBB akan mendapat bantuan oksigen liquid sebanyak 1 ton. Terkait bantuan oksigen dari provinsi membutuhkan tabung khusus. Maka tiap rumah sakit di KBB didorong untuk mencari alat oksigen liquid yang bisa disewa,” jelasnya.

Selain itu, Eisen pun menyebut, pihaknya akan berupaya memaksimalkan alat pembangkit oksigen atau generator oksigen yang ada di RSUD Cikalongwetan. Setidaknya jika alat tersebut berjalan normal bisa menghasilkan 38-40 tabung dalam 8 jam.

“Cara kerjanya menyerap oksigen bebas, memproses dan menyimpannya ke dalam tabung. Jadi dalam satu hari ini bisa naik dua kali. Kurang lebih dalam 1 hari bisa menghasilkan 80 tabung,” jelasnya.

Saat ini, alat generator oksigen tersebut harus dilakukan perbaikan yang memakan waktu satu minggu ke depan. Ia menjelaskan, hal tersebut dilakukan agar oksigen yang dihasilkan memenuhi kriteria yang dibutuhkan.

“Karena kalau dipaksakan bisa merusak alatnya. Ini barang mahal dan sensitif. Hari ini siang datang teknisi, mudah-mudahan besok optimal dijalankan,” pungkasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dirut RSUD Cikalongwetan, Yulius Stepanus mengatakan, rencana penambahan ruangan perawatan bagi pasien Covid-19 terhambat lantaran krisis oksigen yang terjadi saat ini.

“Kita nyediain sekitar 37 bad sekarang terisi hampir 90 persen sudah 35 bed terisi. Cuma bed tambahan sebanyak 63 belum dioperasikan karena terbatasnya oksigen,” katanya. (mg6)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan