Jual Obat Ivermectin dengan Harga Mahal, Oknum Ini Diamankan Polisi

JAKARTA – Aparat kepolisian mengamankan seorang penjual obat ivermectin berinisial R. Dia diamankan lantaran menjual obat Covid-19 dengan harga tinggi di tokonya, yang berlokasi di Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyampaikan, pihaknya mengamankan oknum berinisial R, penjual obat ivermectin dengan harga tinggi pada Minggu (4/7) lalu. Saat ini, dia masih dalam pemeriksaan aparat kepolisian.

“Kita amankan si pemilik tokonya inisialnya adalah R. Sekarang ini masih kita lakukan pendalaman, pemeriksaan terhadap yang bersangkutan,” kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/7).

Mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini menegaskan, pihaknya tak segan menindak oknum-oknum nakal yang nekat menimbun atau menaikkan harga suatu barang, terutama obat seperti Ivermectin, saat massa PPKM Darurat.

“Di lapangan kita temukan toko di Jalan Pramuka, nama tokonya adalah SJ. Di situ ditemukan obatan ivermectin ini dijual dengan harga cukup tinggi,” ucap Yusri.

Terlebih pemerintah sudah menetapkan harga eceran dari obat Covid-19 ini. Tetapi pemilik toko obat tersebut, justru sengaja menjual dengan harga tinggi untuk mencari keuntungan lebih.

“Di dalam list Kementerian Kesehatan harganya per satu biji itu Rp 7.500 per tablet. Satu kotak seperti ini isinya adalah 10 tablet, jadi itu Rp 75 ribuan. Kalau sampai reseller itu biasanya ada kenaikan harga yang sudah ditentukan,” ungkap Yusri.

“Kemudian ada yang coba bermain nakal, harga ini ditemukan sekitar Rp 475 ribu per satu kotak. Jadi naik dari Rp75 ribu naik jadi Rp 475 ribu. Bahkan di media online ada kenaikan di atas itu, sekitar Rp 700 ribu pun ada,” imbuhnya.

Sampai saat ini, pemilik toko masih dalam pemeriksaan intensif. Oleh karena itu, Yusri mengimbau pihak-pihak untuk tidak memainkan harga obat-obatan di tengah kondisi darurat pandemi Covid-19.

“Terkadang orang mencari keuntungan pada saat masa-masa yang lagi sulit seperti ini, negara kita lagi sulit janganlah mencari keuntungan. Sementara masyarakat sangat membutuhkan obat-obat ini termasuk tabung-tabung gas oksigen yang sekarang ini lagi kita lakukan penyelidikan,” tegas Yusri. (jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan