BANDUNG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar), Asep Wahyu Wijaya meminta pemerintah memperbaiki regulasi pengadaan tabung oksigen untuk penanganan pasien Covid-19.
Menurut politisi Demokrat itu, kelangkaan tabung oksigen belakang ini di beberapa daerah di Jabar disebabkan masyarakat yang membeli tabung oksigen secara langsung untuk isolasi mandiri.
Padahal, kata Asep, stok Jabar bisa dikatakan tidak kekurangan tabung oksigen, karena distributor sudah mencukupi bahkan bisa mengirim ke luar daerah. Hanya saja, regulasi ini yang harus diperbaiki oleh pemerintah pusat, provinsi dan daerah.
“Kita tidak ada kendala soal produksi, tapi ke regulasi. Kita sekarang bisa gak jual bebas tabung oksigen? Saya belum tau nih regulasi di Pemprov apa nasional. Jadi tidak bisa di potret hanya dari Jabar,” kata Asep, Selasa (6/7).
Asep mengatakan, DPRD Jabar sempat mengadakan rapat dengan Pemprov Jabar mengenai kelangkaan ini, dan hasilnya kelangkaan terjadi karena adanya regulasi suplayer.
Menurutnya, regulasi penyediaan tabung oksigen di daerah ternyata membuat sulit untuk distributor menambah ketersediaan. Menurutnya, kondisi ini yang membuat tabung oksigen di rumah sakit mengalami kelangkaan.
“Jadi perlu regulaai baru, misal Depok ini kurang, Bandung ada, jadi bisa langsung di-suplay itu harus ada regulasi yang memudahkan distribusinya,” ucapnya.
Ketika regulasi masih belum ada perubahan, Asep bilang, kelangkaan akan terus terjadi, dan penanganan di wilayah yang sangat membutuhkan tabung oksigen akan sulit dilakukan pemerintah.
“Saya khawatir ada berapa kendala yang harus kita suplay, ini kan problem, misalkan, saya mencoba bercermin pada tabung gas masak ini, pangkalan di daerah itu kan dibatasi,” tutupnya
Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens berkoordinasi dengan Polda Jabar untuk mengawasi pendistribusian oksigen dari produsen sampai ke rumah sakit. Hal itu bertujuan agar pasokan oksigen ke rumah sakit berjalan optimal.
Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan, sampai saat ini, tidak ada indikasi penimbunan oksigen. Kelangkaan oksigen murni karena permintaan yang melonjak.