BANDUNG – Ketua PMI Kota Bandung, Ade Koesjanto mengatakan, saat ini permintaan plasma konvalesen meningkat di Kota Bandung. Hal ini menyusul terjadinya peningkatan pasien Covid-19 di Kota Bandung yang membutuhkan plasma konvalesen untuk percepatan penyembuhan.
Namun, tidak ada peningkatan dari sisi pendonor plasma konvalesen, sehingga permintaan plasma konvalesen belum terpenuhi. Saking tingginya permintaan, sampai saat ini, sudah terdapat 450 antrian masyarakat yang membutuhkan plasma konvalesen.
“Permintaan (plasma konvalesen) meningkat, peningkatan pendonor tidak. Sampai hari ini jumlah permintaan terdapat 450 antrian,” ungkap Ade.
Ade menjelaskan, PMI Kota Bandung bukan bertugas memproduksi plasma konvalesen, melainkan mengolah plasma tersebut melalui laboratorium. Jadi, jika pendonor plasma penyintas Covid-19 tersebut sedikit atau bahkan tak ada, ketersediaannya juga akan begitu.
“PMI Kota Bandung bukan memproduksi plasma, tapi bertugas mengolah plasma melalui laboratorium kita menjadi darah yang sehat dan berkualitas sesuai ketentuan BPOM,” ujarnya, Selasa (29/6).
Sebagai upaya untuk mempercepat pengolahan plasma, PMI Kota Bandung telah menambah alat apheresis sebanyak tiga unit. Alat tersebut merupakan metode baru yang aman dalam pengkoleksian darah, mudah dan lebih efektif daripada cara konvensional.
“Kita menambah alat apheresis tiga alat. Jadi di sini ada tujuh alat apheresis. Nambah alat ini bisa melayani masyarakat lebih lagi, sehingga kebutuhan ini bisa terpenuhi dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Oleh karena itu, untuk menambah pasokan plasma konvalesen, Ade mengimbau masyarakat penyintas Covid-19 mendonorkan plasmanya agar membantu orang yang saat ini terpapar Covid-19.
Plasma Konvalesen Bukan Satu-satunya Cara Penyembuhan Covid-19
Ade juga mengingatkan, masyarakat sebaiknya tidak berfokus pada hanya mendapatkan plasma konvalesen. Sebab, plasma konvalesen bukan satu-satunya cara penyembuhan Covid-19.
Ia menuturkan, dengan pola makan yang sehat, serta vitamin yang cukup, pasien Covid-19 juga bisa meningkatkan imunitas mereka.
Selain itu, penting juga bagi keluarga untuk melakukan penyembuhan secara psikis, dengan memberikan semangat dan dorongan bahwa Covid-19 bisa sembuh.
“Ketika terpapar tidak harus panik, gelisah, dan galau. Kita harus selalu ceria dan berpikir positif agar bisa tingkatkan daya tahan tubuh. Dorongan ini sangat penting karena kegelisahan adalah separuh dari penyakit kita sendiri,” pungkasnya. (MG8)