BANDUNG – Adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro dan melonjaknya Covid-19 di Kota Bandung, membuat para pengusaha hotel dan restoran kembali mengalami kesulitan untuk berkembang.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Barat Herman Muchtar mengatakan, selama Pandemi Covid-19 pengusaha Hotel dan restotran sudah banyak yang bertumbangan.
Sedangkan yang masih bertahan adalah pengusaha hotel yang sudah menerapkan pemangkasan dan efesiensi biaya. Termasuk merumahkan para karyawan.
‘’Dengan melonjaknya Covid-19 membuat para pengusaha kembali berada dalam jurang keterpurukan, apalagi pemerintah sudah melarang untuk membuka tempat-tempat wisata dan hiburan,’’kata Herman kepada Jabarekspres.com, Kamis, (24/6)
Dia meminta pemerintah agar memperhatikan konsisi ini. Sebab, para pekerja yang berada di sektor lini wisata ini sangat besar.
Herman meminta, pemerintah harus duduk bersama dengan pengusaha untuk membicarakan paska selesainya PPKM dengan cara menyusun program untuk pemulihan ekonomi itu sendiri,
Dia menilai, pemberlakukan kembali pengetatan keberadaan obyek wisata dan Hiburan sangat dirasakan pada industri perhotelan.
Awalnya ketika diperbolehkan beroperasi setelah idulfitri, menjadi harapan baru. Namun setelah kasus melonjak, harapan itu kembali terkubur.
“Jelas menghancurkan ekonomi kita, entah kapan bisa bangun lagi. Padahal dari pihak kita selalu menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan protokol kesehatan. Bisa saya sampaikan saat ini klaster perhotelan itu tidak ditemukan,”imbuhnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat mengakui, sektor pariwisata sangat tepukul dengan melonjakannya kasus positif Covid-19.
Hal ini terjadi karena masyarakat tidak disiplin dan patuh untuk menerapkan protokol kesehatan. Bahkan Paska Idulfitri masyarakat seperti bereforia untuk berwisata.
Dari kondisi itu, akhirnya angka positif melonjak tajam. Sehingga, berdasarkan arahan pemerintah pusat penutupan obyek-obyek wisata dilakukan kembali. (mg1/yan)