CICALENGKA – SMPN 1 Cicalengka diketahui sempat berhenti lakukan pengiriman data siswa untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021.
Data siswa tersebut dikirim ke beberapa sekolah termasuk SMAN 1 Cicalengka sebagai syarat PPDB 2021 tahap pertama jalur prestasi rapor.
Namun, dalam pelaksanaannya, SMPN 1 Cicalengka sempat berhenti mengirim data siswa selama sekiranya satu hari pada Kamis (10/6) kemarin.
Melalui informasi yang dihumpun Jabar Ekspres, seorang siswa hendak mendaftar ke SMAN 1 Cicalengka mengalami kesulitan sebab data rapor yang seharusnya telah dikirim SMPN 1 Cicalengka, belum masuk.
Oleh sebab itu, siswa yang hendak mendaftar ke SMAN 1 Cicalengka mengira PPDB tahap pertama jalur prestasi rapor telah ditutup.
Sementara untuk masa berlaku PPDB tahap pertama sesuai sosialisasi Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) mulai dari 7 hingga 11 Juni 2021.
Karena hal tersebut, beberapa siswa yang diantar orangtua merasa panik dan kebingunan. Jabar Ekspres pun mendatangi SMPN 1 Cicalengka untuk konfirmasi.
Saat dikonfirmasi, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Cicalengka, Bidang Kehumasan, Jaka mengaku, berhentinya pengiriman data siswa tersebut disebabkan oleh sistem yang saat itu mengalami gangguan.
“Server lagi berat, tidak hanya sekolah kita saja (SMPN 1 Cicalengka) tapi sekolah-sekolah lain di Jawa Barat juga,” kata Jaka saat ditemui Jabar Ekspres di lokasi, Jumat (11/6).
Jaka melanjutkan, maksud dari perkataannya itu bukan setiap sekolah yang ada di Jawa Barat alami gangguan server, melainkan ada beberapa sekolah lain mengalami gangguan yang sama.
“Maksudnya sekolah lain di wilayah Jawa Barat. Meskipun itu hanya minoritas, hanya beberapa sekolah-sekolah,” tutur Jaka.
Jaka juga menerangkan, kendala lainnya yang menjadi faktor terhenti pengiriman data siswa dikarenakan perlu adanya perubahan hasil nilai rata-rata rapor.
“Di sekolah kita itu ada 11 mapel (mata pelajaran) bukan 10 mapel. Sehingga yang 11 mapel ini harus dirubah menjadi 10 mapel,” ujar Jaka.
Menurutnya, hal itu juga menjadi kendala dalam proses pengiriman data siswa, sebab perubahan jumlah mata pelajaran yang asalnya 11 menjadi 10 cukup memakan waktu.
Meskipun demikian, Jaka mengaku, sejak tadi dini hari tim operator telah melanjutkan pengiriman data siswa dan sudah sukses 100 persen.