BULUNGAN – Gerhana bulan total (GBT) fenomena “Super Blood Moon” tak terlihat di langit Bulungan, Kalimantan Utara akibat cuaca buruk.
Dilaporkan di Tanjung Selor, Rabu malam, langit tertutup awan hitam diwarnai kilat petir dan suara guruh bersahutan sehingga bulan pun tak tampak.
Sekira pukul 19.00 Wita, tak lama usai salat maghrib selesai dilanjutkan salat khusuf (salat gerhana bulan) di tempat ibadah tertua Kaltara, yakni Masjid Sultan Kasimuddin dipimpin imam Ustaz Suyudi.
Salat usai tepat 19.18 Wita tetapi angit tetap gelap saat GBT berlangsung, yakni 14 menit 30 detik dengan jarak 357,461 kilometer (km) dari bumi.
Usai Salat Khusuf, dilanjutkan dengan ceramah agama disampaikan Ustaz H. Aspiannur.
Dalam ceramahnya Ustaz Aspiannur menjelaskan Salat Khusuf seperti disepakati seluruh ulama adalah Sunat Mu’akkad, baik dilakukan untuk lelaki maupun perempuan, lebih utama dikerjakan secara berjamaah.
Pelaksaan salat dengan prokes ketat. Menurutnya, gerhana bulan adalah peristiwa alam biasa, bahkan zaman Nabi Muhammad Shalalahu ‘alaihi wassalam ada yang mengkaitkan wafatnya anak Rasulullah dengan fenomena itu.
Namun, nabi mengingatkan jangan memitoskan gerhana karena itu peristiwa alam biasa.
“Yang terpenting kita diajarkan untuk melihat setiap fenomena terjadi karena kebesaran-Nya. Itu semua atas kehendak Allah Subhanallahu wa Ta’Ala,” katanya.
Justru, tuturnya, adanya berbagai fenomena itu, mengingatkan bahwa dunia ini bisa berakhir dan kiamat itu pasti datang sehingga kian memperkuat keimanan.
“Di saat ini, kita disunnahkan untuk memperbanyak berdoa apa saja yang penting bukan hal yang dimurkai Allah,” ujarnya.(antara/jpnn)