JAKARTA – Kasus aktif nasional mengalami penurunan sebesar 48,6 persen dari puncak kasus yang tercatat pada 5 Februari lalu.
Dalam seminggu terakhir, angka kasus berkurang sebanyak 7.595 kasus sehingga kasus aktif saat ini berada di kisaran 90.800 kasus.
Hal ini dikatakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat memberikan pernyataan di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, (17/5). setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
Dia mengatakan, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia relatif masih terkendali, di mana kasus aktif nasional saat ini berada pada angka 5,2 persen dibandingkan kasus global yang mencapai 11,09 persen.
Untuk menjaga kondisi tersebut, khususnya selepas masa libur Lebaran, pemerintah terus memantau peningkatan mobilitas masyarakat dan penanganannya untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
“Kasus aktif nasional adalah 5,2 persen dibandingkan global yang 11,09 persen. Kemudian, kasus kesembuhannya adalah 92 persen di mana global 86,83 persen dan kematian kita masih 2,8 persen dan global 2,07 persen,” jelas Airlangga.
Kasus aktif nasional mengalami penurunan sebesar 48,6 persen dari puncak kasus yang tercatat pada 5 Februari yang lalu.
Dalam seminggu terakhir, angka kasus berkurang sebanyak 7.595 kasus sehingga kasus aktif saat ini berada di kisaran 90.800 kasus.
Menurut Airlangga, terdapat 15 provinsi yang kasus aktifnya meningkat, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo.
Baca Juga: Jokowi: KPK Harus Memiliki SDM Terbaik dan Berkomitmen Tinggi Memberantas Korupsi
“Namun kalau kita lihat, dibandingkan minggu pertama April, kasus mingguan di pulau Sumatera ada tren meningkat dan juga tentu kita memonitor mobilitas penduduk pascalibur Lebaran dari Sumatera ke Jawa,” lanjut Airlangga.
Untuk diketahui, secara nasional, BOR (bed occupancy rate) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit relatif rendah, yaitu 29 persen.
Akan tetapi, di beberapa daerah ada juga yang tinggi di antaranya Sumatera, yaitu Sumatera Utara sebesar 57 persen, Riau 52 persen, Kepulauan Riau 49 persen, Sumatera Barat juga 49 persen, Sumatera Selatan 47 persen, Bangka Belitung 45 persen, Jambi 43 persen, dan Lampung 38 persen.