PSI Kritik Disnaker Lantaran Abaikan Nasib Pekerja Sektor Jasa

DEPOK – Dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau yang juga disebut May Day yang jatuh pada tanggal 1 Mei, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Depok melayangkan kritikannya kepada Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) yang dinilai berat sebelah.

Wakil Ketua Umum DPD PSI Kota Depok, Icuk Pramana Putera menilai pihak Disnaker Kota Depok selama ini hanya fokus mengakomodir aspirasi dari kaum buruh di sektor formal dan buruh pabrik.

Padahal, lanjut Icuk, berbicara mengenai kaum buruh maka spektrumnya cukup luas meliputi buruh di sektor informal, jasa, harian dan privat. Yang mana, kluster buruh yang disebutkan terakhir ini, menurut dia kurang mendapat perhatian serius oleh pemerintah dalam hal ini Disnaker.

“Dalam memperingati Hari Buruh yang selalu menjadi perhatian adalah buruh pekerja pabrik atau sektor formal lainnya. Dalam kenyataannya banyak dari warga Depok yang bekerja dalam sektor pelayanan jasa ataupun pekerja harian yang sering luput dari perhatian Disnaker,” kata Icuk kepada Jabarekspres.com, Sabtu (1/4).

Icuk juga mengatakan, baik pekerja harian atau honorer di sektor privat, juga tenaga yang diperbantukan untuk pemerintah Kota Depok, masih minim perhatian.

“Contoh yang paling baru dan miris upah tenaga honorer Damkar (Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok) yang mengemuka di publik jauh di bawah standar Upah Minimum Kota (UMK) 2021 Kota Depok yanh naik menjadi Rp 4.339.514 yang sudah diatur pada November 2020 lalu,” bebernya.

Icuk mengaku pihaknya sangat merasakan betapa pemerintah tidak memiliki kepedulian terhadap tenaga kerja secara keseluruhan di wilayah kerjanya. Baik itu upah yang diterima oleh pekerja lepas dan pekerja harian yang bekerja dalam naungan Pemkot yang belum menjadi perhatian utama.

“Apalagi sektor swasta yang jarang tersentuh perhatian Pemkot,” tukas dia.

Ia menambahkan, selain permasalahan upah, PSI juga menyoroti penambahan jumlah investasi yang masuk dan membuka perusahaan baru yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Sejauh ini kami lihat investasi banyak masuk adalah investasi properti yang akhirnya menimbulkan masifnya pembukaan lapangan kerja sektor usaha menengah dan kecil yang mendukung kebutuhan rumah tangga,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan