CIMAHI – Masa pandemi covid-19 masih berlangsung hingga saat ini. Kegiatan belajar mengajar seperti SD, SMP, SMA atau SMK baik Perguruan Tinggi pun masih tetap berlangsung via daring (dalam jaringan).
Setelah rapat oleh Pemerintahan Kota Cimahi beserta Plt. Walikota Cimahi khususnya Dinas Pendidikan (Disdik) Cimahi, beberapa agenda yang dibahas salah satunya yakni mengenai ujian SD dan SMP, mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Hasil rapat tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan ujian dilaksanakan melalui daring (dalam jaringan) juga tidak menyelenggarakan Ujian Nasional (UN).
“Nilai rapor diutamakan untuk anak-anak SD maupun SMP. Kemudian yang ujian itu akan dimulai dari akhir April dilaksanakan sampai dengan selesai. Kemudian mengenai PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) karena ini ada peraturan keputusan Permendikbud Nomor 1 keputusan bersama Menteri Pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) dilaksanakan dengan seketat-ketatnya,” kata Plt. Walikota Cimahi, Ngatiyana, Gedung A Pemkot Cimahi, Senin (19/4).
Kemudian Ngatiyana menambahkan, salah satunya untuk TK saja 1 kelas hanya bisa dilaksanakan 5 orang. Kemudian untuk SD dan SMP itu hanya 18 orang maksimal dalam satu kelas. Transportasi harus dengan kendaraan sendiri sehingga lebih aman dalam pengantaran anak-anaknya.
Lalu, mengenai protokol kesehatan di dalam kelas akan dilaksanakan mulai dari masuk pintu sampai dengan masuknya jam kelas karena tidak ada aktivitas olahraga di dalam jam sekolah.
“Istilahnya permainan juga tidak ada. Jadi khususnya anak-anak sekolah hanya melaksanakan pembelajaran,” bebernya.
Pembelajaran Tatap Muka Mulai Juli
Perencanaan Pembelajaran Tatap Muka akan mulai bulan Juli. Untuk durasi jam pembelajaran atau waktu kegiatan pembelajaran berbagai macam. Ada yang durasinya sekitar satu jam, ada juga yang dua jam, dan durasi tiga jam untuk SMP. Pelaksanaannya akan berbeda-beda, karena ini sementara masih menjadi uji coba.
“Apabila ini tidak menimbulkan cluster (Cluster Covid-19, red) baru, bisa dilaksanakan lanjutnya. Tetapi kalau menimbulkan cluster baru, sekolah itu bisa ditutup kembali dan tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka. Nah itu sudah mendapat instruksi dari pusatnya. Dengan ini sudah kita siapkan bersama, dan ini nanti disosialisasikan dengan sebaik-baiknya,” tandasnya.