JAKARTA – “Dia, secara sederhana, telah menjadi kekuatan saya dan bertahan (di sisi saya) selama ini.”Kalimat itu diucapkan oleh Ratu Elizabeth II dalam sebuah wawancara pada 2017.
Ratu Inggris itu menggambarkan seperti apa sang suami, Pangeran Philip, baginya.
Sosok yang sangat dia cintai sejak kali pertama mereka bertemu.
“Dia (Ratu, Red) tidak pernah memandang pria lain,” tulis sepupu Elizabeth II, Margaret Rhodes, dalam buku memoarnya, The Final Curtsey.
Mantan sekretaris pribadi Ratu Elizabeth II, Letkol Martin Michael Charles Charteris, mengungkapkan bahwa Philip adalah sosok yang istimewa. Dia satu-satunya orang di dunia yang memperlakukan Ratu Elizabeth II sebagai manusia biasa. Bukan sosok ratu Inggris.
’’Dia satu-satunya orang yang bisa melakukannya,’’ terang Charteris.
Namun, kemarin (9/4) pagi, Ratu Elizabeth II harus menerima kenyataan pahit. Sang suami yang menemaninya selama 73 tahun itu tutup usia.
Pangeran Philip meninggal dalam usia 99 tahun. Latar website kerajaan langsung berganti warna menjadi hitam. Sebelum meninggal, pria bergelar Duke of Edinburgh itu beberapa kali dirawat di King Edward VII Hospital.
College of Arms mengonfirmasi bahwa pemakaman Pangeran Philip akan diadakan di Kapel St George di Kastil Windsor. Itu sesuai dengan kebiasaan keluarga kerajaan.
Upacara yang digelar bukanlah pemakaman kenegaraan. Jadi, tidak akan didahului oleh lying-in-state. Itu adalah momen ketika ribuan anggota masyarakat melihat ke dalam peti jenazah untuk terakhir kalinya.
Istana Buckingham baru akan merilis detail prosesi pemakaman hari ini. Namun, yang jelas semua proses dibatasi karena adanya pandemi.
Penduduk diminta untuk tidak datang atau ikut dalam prosesi pemakaman. Meski angka vaksinasi di Inggris jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangganya, namun penularan Covid-19 di negara tersebut masih lumayan tinggi. Karena itu kerajaan tak mau ambil risiko.
Bagi Elizabeth, kematian Philip adalah pukulan terberat baginya. Terlebih belakangan ini dia mendapatkan masalah bertubi-tubi.
Pangeran Harry dan Meghan Markle mundur dari kegiatan kerajaan dan pindah ke Amerika Serikat. Belum lagi ditambah dengan berbagai tudingan imbas wawancara Markle dengan Oprah Winfrey. Wawancara itu menunjukkan bahwa masih ada anggota keluarga kerajaan yang rasis. Markle adalah campuran kulit hitam dan putih.