JAKARTA – Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kembali mengumumkan mekanisme atau tata cara baru penerbitan reservasi umrah dengan meluncurkan versi terbaru aplikasi (Eatmarna) dan (Tawakkalna). Peluncuran terbaru tersebut bekerja sama dengan Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA). Dengan ini, warga negara dan orang asing yang tinggal di Saudi dapat mengajukan penerbitan dan reservasi umrah, serta izin kunjungan dan sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama Bulan Suci Ramadan. Caranya adalah dengan menampilkan izin yang tertera pada aplikasi Tawakkalna.
“Integrasi teknis antara dua aplikasi ini sesuai dengan keputusan untuk meningkatkan kapasitas operasional dan pada saat yang sama menjaga protokol kesehatan di dalam Masjidil Haram, serta untuk memverifikasi fitur keamanan pemohon izin dan status imunisasi mereka,” kata Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, dikutip kantor berita SPA, Jumat (9/4/2021).
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi juga menekankan pentingnya semua pihak mematuhi protokol kesehatan dan mengajukan izin melalui kedua platform resmi tersebut.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, vaksin menjadi salah satu syarat yang ditetapkan oleh Arab Saudi bagi jamaah yang akan beribadah umrah. Selain itu, Vaksin yang dipilih harus sudah tersertifikasi Word Health Organization (WHO).
“Kalau umrah itu syaratnya sudah divaksin. Ini sudah dibuka. Mulai ramadan besok sudah mulai boleh umrah, tapi harus sudah divaksin,” kata Yaqut.
Saat ditanya mengenai vaksin Sinovac yang belum tersertifikasi, Menag mengatakan ada proses yang sedang dilakukan agar Sinovac bisa teregister oleh WHO. Baca juga: Saudi Buka Umrah Terbatas, DPR Minta Kemenag dan Kemenlu Aktif Sosialisasi Aturan
“Vaksinnya itu harus sudah certified atau disertifikasi oleh WHO,” sambungnya.
Terkait Haji, Yaqut mengaku terus menjalin korespondensi dengan pihak Saudi. Menag sedang mengupayakan agar bisa berkomunikasi langsung dengan pengganti Saleh Benten selaku menteri haji Arab Saudi. (fin)