Rupiah Kian Melemah

Sementara pada Rabu lalu, BI melaporkan cadangan devisa per akhir Maret sebesar US$ 137,1 miliar, turun US$ 1,7 miliar dari bulan Februari. Menurut BI, penurunan cadangan devisa utama terjadi karena pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jauh tempo.

Selain pembayaran utang jatuh tempo, rupiah yang mengalami tekanan di bulan Maret lalu kemungkinan besar juga menggerus cadangan devisa.

“Pelemahan rupiah tentunya membuat kebutuhan penggunaan cadangan devisa untuk melakukan intervensi cukup besar,” tuturnya.

Dari segi lainnya, lanjut Ibrahim, dampak pelarangan mudik 2021 akan berpengaruh besar bagi ekonomi dan bisa menekan ekonomi triwulan II yang sebelumnya pemerintah optimis bakal tercapai 7 persen sampai 8 persen. Selain itu, investor juga menghawatirkan efektivitas pelarangan mudik.

“Karena jjika pengawasannya tidak maksimal maka potensi mobilitas warga masih akan besar dan kasus covid-19 bisa kembali meningkat,” tuturnya.

Terakhir, Ibrahim memprediksi pada pembukaan perdagangan pekan depan, rupiah diprediksi masih akan mengalami tekanan.

“Untuk perdagangan minggu depan tepatnya senen, mata uang rupiah kemungkinan masih akan melemah di rentang Rp14.545 – Rp14.590 per dolar AS,” pungkasnya. (fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan