BANDUNG – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtias menyebutkan, sebanyak 23.000 ton sampah dihasilkan setiap hari di Jabar. Ia mengaku dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen di antaranya belum tertangani dengan baik.
“Setiap orang berkontribusi menghasilkan sampah 0,5 kilogram per hari. Terbayang 23.000 ton sampah per hari yang dihasilkan Jabar. Apabila 40 persen dari data yang ada di kami tidak tertangani. Bisa menyebabkan banjir, menimbulkan penyakit,” kata Prima di Bandung, Kamis (11/2).
Kendati begitu, guna menangani persoalan tersebut, Pemda Provinsi Jabar melalui DLH Jabar bakal intens menggalakkan program bank sampah. Tujuannya, ucap dia, untuk mewujudkan rencana pengurangan sampai di masyarakat sebesar 30 persen.
“Seiring dengan ada rencana 30 persen pengurangan adalah bagaimana partisipasi masyarakat yang cukup tinggi untuk memilah, mengurangi, dan mendaur ulang sampah,” katanya
Ia menjelaskan, DLH Jabar akan mengembangkan tujuh bank sampah induk yang membawahi sekitar 1.616 unit bank sampah yang tersebar di Jabar pada tahun 2021 ini.
Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sampah bernilai ekonomi pada masyarakat. Terlebih di masa pandemi.
“Tahun ini, tujuh bank sampah induk kita ingin lakukan pengembangan. Bagaimana sebenarnya mata rantai atau pola dari penanganan sampah rumah tangga,” jelasnya.
“Diambil bank sampah unit, masuk ke bank sampah induk, masuk ke industri plastik dan menghasilkan uang lagi untuk masyarakat. Itu circular economy yang ingin kita galakkan dengan adanya bank sampah,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, bank sampah memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah dari tingkat rumah tangga.
Tak hanya itu, pihaknya bakal mendorong proses daur ulang yang memiliki manfaat ekonomi. Alhasil bank sampah dapat mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah.
“Sampah jika dikelola dengan baik akan membawa manfaat ekonomi. Namun jika tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan banyak persoalan, seperti bencana banjir dan mengancam kesehatan masyarakat,” katanya.
“Masalah sampah ini semakin hari, semakin banyak, semakin meningkat, dan semakin kompleks. Ini semua bisa dijadikan hal positif, bisa pula dijadikan hal negatif. Kalau kita bisa mengelola sampah-sampah dengan baik, ini bisa mendatangkan untung, bisa mendapatkan uang,” imbuhnya.