Sering Terjadi Kecelakaan, Berikut Ini Misteri Tugu Gong Bolong

DEPOK – Sebuah tugu setinggi kurang lebih 7 meter itu berdiri tegap di tengah persimpangan Jalan Raya Tanah Baru, Kecamatan Beji. Dari kejauhan tugu mungil itu terlihat biasa-biasa saja, namun siapa sangka kalau tugu bersejarah itu menyimpan segudang misteri yang jarang terekpos ke publik.

Konon, berdasarkan cerita penduduk setempat, tugu berwarna putih-hitam itu dulunya diberi nama Tugu Konderan, yang diambil dari nama seorang jawara di kampung itu.

“Dulu tugu ini namanya bukan Tugu Gong Si Bolong, melainkan bernama Tugu Konderan yang merujuk nama seorang jawara di kampung ini, bernama Konderan,” ungkap Fahrul, salah seorang warga Kelurahan Jl. Raya Tanah Baru, Beji kepada wartawan, Rabu (10/3).

Dikatakan Fahrul, bahwa tugu tersebut baru berubah nama setelah ditemukannya sebuah gong oleh seorang warga setempat bernama Jimin di lokasi Sungai Krukut yang jaraknya tak jauh dari kampung itu.

Bangunan Tugu Gong Bolong (Haris Samsudin/Jabar Ekspres).

Gong lawas temuan Jimin itu lalu dibuatkan replikanya (tiruan) dan kemudian dipasangkanlah di puncak tugu itu, setelah dilakukan renovasi terhadap tugu tersebut.

“Dahulu tugu tersebut tidak ada gongnya. Dulu tugunya pun tidak berbentuk seperti sekarang. Dulu hanya berbentuk kotak, dan di atasnya menyerupai persegi empat dalam ukuran kecil,” ujar Fahrul.

Sementara itu, Muhammad Husen, 70, seorang warga Tanah Baru, RT 04/RW 07 mengatakan, Tugu Gong Bolong menyimpan banyak misteri, termasuk sejumlah cerita mistik di baliknya yang jarang diketahui publik.

“Dulu setiap malam Jumat gong itu berbunyi, terdengar dari Tanah Baru hingga Cinere,” terang Husen menceritakan nuansa mistis di balik tugu sakral itu.

Menurut kepercayaan penduduk setempat, setiap malam Jumat pasti ada kejadian aneh. Bahkan, sangat sering kecelakaan terjadi di daerah seputaran tugu itu.

“Kecelakaan sering terjadi di sini, diduga hal itu ada hubungannya dengan makhluk-makhluk halus yang menghuni tugu ini,” beber Husen.

Karena diyakini sebagai tempat sakral, warga setempat dulunya setiap tahun, tepatnya di akhir tahun mengadakan acara gelar tikar sambil mempersembahkan kepala Kerbau di atas jembatan Tanah Baru yang berada tepat depan tugu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan