Oleh : Dahlan Iskan
ADA patung emas di lobi gedung itu. Tangan kanan patung itu mengacungkan tongkat sihir.
Itulah patung terbaru Donald Trump. Yang dipasang di lobi sebuah gedung di kota Orlando, Florida. Di situ sedang berlangsung pertemuan besar para pemikir ideologi konservatif. Acaranya berlangsung 4 hari –berakhir Senin pagi WIB kemarin.
“Itu bukan berhala seperti yang dimaksud dalam Injil,” ujar Tommy Zegan, pematungnya.
Zegan perlu klarifikasi karena medsos mulai heboh. Mereka mengasosiasikan –sebagian dalam bentuk bully– bahwa tokoh-tokoh konservatif yang hadir di situ harus menyembah patung itu dulu sebelum masuk ke ruang sidang.
“Saya tahu apa yang dimaksud berhala emas dalam Injil,” kata Zegan. “Bukan seperti ini,” tambahnya.
Zegan memang seniman. Tapi ia juga pendeta Kristen –setidaknya pernah menjadi pendeta. Ia seniman Los Angeles yang tinggal di kota Rosarito, Meksiko. Kota ini hanya sepelemparan batu dari perbatasan Amerika –di selatan San Diego.
Dalam Injil memang dikisahkan –serupa dengan di Alquran –bahwa sepeninggal Musa, orang Israel kembali menyembah berhala emas. Berhala itu kemudian dihancurkan. Para penyembah berhala diperangi.
“Waktu Pemilu saya memang memilih Trump. Tapi itu karena saya tidak mau memilih Hillary Clinton,” ujar Zegan pada Politico mengenai Pemilu 2016.
Setelah Trump menjadi presiden ke-45 Amerika, Zegan mulai mengagumi Trump. Termasuk tergerak membuat patung itu. Yang menurut rencana akan dipersembahkan sendiri kepada Trump –di ulang tahunnya tahun lalu.
Rencana itu gagal.
Lalu Zegan melihat ada perhelatan besar kaum konservatif di Orlando. Yakni kota di dekat peluncuran satelit dan pusat wahana Disneyworld itu.
Patung emas Trump pun dipasang di gedung itu.
Konservatif adalah ideologi Partai Republik. Intinya: pemerintahan itu sederhana dan kecil saja –rakyatlah yang harus lebih kuat. Bentuk kekuatan rakyat itu adalah pada kebebasan individu. Pemerintahan yang besar hanya akan mengganggu hak-hak individu warga negara.
Dengan demikian ”rakyat” dalam pengertian Partai Republik berbeda dengan ”rakyat” dalam pengertian Partai Demokrat. Yang satu lebih menitikberatkan pada hak-hak perorangan. Yang satunya lagi pada rakyat sebagai komunitas bersama.