80 Persen Sektor Perhotelan Mengalami Kejatuhan

SOREANG – Berdasarkan laporan Perhimpunan Hotel dan Restauran (PHRI) Kabupaten Bandung, selama Pandemi Covid-19 sebanyak 80 persen sektor mengalami kejatuhan atau kemunduran.

Bahkan beberapa hotel telah dijual, karena para pemilik harus membayar cicilan kredit ke Bank, namun dengan pemasukannya yang tidak seimbang, sehingga banyak dijual. Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi.

“Kemungkinan kedepannya beberapa Hotel akan diakuisisi oleh pemilik pemilik baru, dan kemungkinan besar pemilik baru tersebut bisa saja dari luar negeri, hingga saat ini kita belum tau,” ungkap Dede Yusuf saat di wawancara di Soreang, Minggu (28/2).

Dikatakan Dede, poin penting saat ini yang dilakukan pemerintah melalui dana yang disiapkan dari DPR RI, adalah memberikan hibah bantuan kepada pemerintah daerah, sehingga pemerintah daerah akan menetapkan di zona dan titik-titik yang sudah ditentukan.

“Yang ke-2 selain bantuan kepada pemerintah daerah nya, kita juga akan masuk langsung kepada destinasinya, termasuk pelakunya, itu berupa hibah juga,” kata Dede

Menurutnya, agar mereka bisa menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatannya, sehingga apabila pengunjung datang secara bertahap mereka melihat tempat tersebut untuk menyiapkan sarana prasarana kesehatannya.

“Salah satu contoh sarana prasarana kesehatan, yakni tempat cuci tangannya, kamar mandinya bersih. sehingga tujuannya menguatkan sarpras protokol kesehatannya,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Dede, meski para pelaku wisata belum 100 persen kembali, namun 50 persen hingga 60 persen sudah bergerak.

“Saya sudah melihat di daerah zona wisata setiap weekend masih rame, bahkan full book,” lanjut Dede.

Saat ini, kata Dede, para wisatawan Indonesia sudah mulai sadar tentang menjaga pola hidup yang bersih dan aman, sehingga setiap zona wisata harus mampu meyakinkan kepada publik yang datang bahwa mereka menyiapkan sarana-sarana kesehatan yang ketat, sehingga memberikan rasa aman bagi para pengunjung.

“Pengunjung saat ini, saya melihat sendiri pas masuk ke sebuah tempat wisata, ketika tidak ada sarana pertokoan kesehatan maka mereka yang protes,” ungkapnya.

Dede menjelaskan, dengan angka penyebaran dengan angka korban Covid-19 semakin cukup tinggi, dirinya yakin masyarakat sudah sadar dan hanya akan masuk ke tempat yang sudah ada standar kesehatannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan