BANDUNG – Keterisian ruang isolasi orang tanpa gejala (OTG) pasien Covid-19 di Kota Bandung sudah mencapai 80 persen lebih. Hal tersebut membuat Pemerintah Kota Bandung untuk kembali menambah tiga hotel yang akan digunakan untuk ruang isolasi OTG.
“Ruang Isolasi terpusat di 3 hotel bagi pasien OTG di Kota Bandung kini sudah mencapai 88.2% artinya 90 kamar sudah terisi dari 120 kamar yang disediakan. Tapi sekarang bisa menambah dua hotel,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, Sabtu (20/2).
Ia menuturkan, terdapat sekitar 170 ruangan di kedua hotel tersebut. “Sekarang kita siapkan penambahan dua hotel. Mohon maaf kita tidak sebutkan alamatnya. Kalau dijumlahkan, sekitar 170 kamar (tersedia. Yang satu 130 kamar dan satu lagi 40 kamar,” ungkapnya.
Tak hanya itu, kata Ema, Pemkot Bandung juga akan mengupayakan tempat isolasi lain. Ia mengaku, pihaknua meninjau sekolah keperawatan yang berada di Kiaracondong yang rencananya digunakan untuk tempat isolasi mandiri.
“Bahkan ada lagi tambahan, kita jajaki sekolah perawat di Kiaracondong. Konon katanya itu jauh dari pemukiman. Kita harus survei dan kita berbicara dengan masyarakat di sana,” bebernya.
Saat ini, Satgas Penanganan Covid-19Tugas Kota Bandung terus menambah tempat isolasi mandiri, salah satunya melalui kewilayahan. Sehingga Ema meminta setiap kecamatan di Kota Bandung agar tetap menyiapkan tepat isolasi mandiri.
“Tempat isolasi mandiri di kecamatan dan kelurahan adalah keniscayaan, saat ini ada 19 kecamatan yang siap tempat isolasi mandirinya. Kita sedang mengejar, pak wali Kota terus mengejar 11 kecamatan agar menyiapkan tempat isolasi mandiri,” ungkapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Ema, saat saat ini sudah ada 50 tempat isolasi yang telah lulus verifikasi yang tersebar di 19 Kecamatan.
Selain keterisian ruang isolasi mandiri pasien Covid-19, Ema juga turut mengungkapkan persentase ruang isolasi di RS Secapa. “RS Darurat Secapa TNI untuk isolasi se-Jawa Barat sudah mulai dioperasikan sejak tanggal 13 Januari 2021, kondisi saat tingkat keterisiannya sudah mencapai 70%,” tuturnya.
Keterisian ruang isoalasi mandiri ini sejalan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Bandung. Menurut Ema, Selain mobilitas yang tinggi, ada faktor faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus covid 19 di Kota Bandung.