Fokus Pengembangan Program D4 dan SMK-D2, Program D3 Tak Lagi Dapat Bantuan Dana

JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengatakan bahwa program diploma tiga (D3) tidak akan mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.

Direktur Jenderal Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, ke depan program diploma tiga (D3) tidak lagi mendapatkan suntikan dana anggaran. Pasalnya, pemerintah akan fokus kepada pengembangan program diploma empat (D4) dan SMK-D2 fast track.

“Mohon maaf, mulai tahun ini sampai empat tahun ke depan, kebijakan dukungan pendanaan pendidikan vokasi tidak lagi untuk D3,” kata Wikan dalam webinar, Selasa (16/2).

Wikan menjelaskan bahwa program D4 ini sama halnya dengan program S1 atau sarjana. Namun, secara kurikulum-nya lebih mengutamakan praktik dibandingkan teori. Persentasenya, 60 persen praktik dan 40 persen teori.

“Selain itu, kompetensi yang perlu dibekali lebih banyak kompetensi nonteknis dibandingkan kompetensi teknis, mulai dari kurikulum, dosen, magang, hingga sertifikasi, sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri,” terangnya.

Dengan kebijakan baru tersebut, Wikan mengarahkan agar Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) yang memiliki program studi D3 untuk ditingkatkan menjadi D4. Salah satu syaratnya adalah, kerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) maupun UMKM serta pemerintah daerah.

“Dalam waktu dekat, Kemendikbud akan bersurat pada industri, agar DUDI mau melirik dan bekerja sama dalam pengembangan pendidikan vokasi, terkhusus jenjang D4,” ujarnya.

Wikan berharap, melalui program D4 tersebut dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri.

“Lulusan vokasi merupakan pekerja yang ahli dan profesional yang memilki kemampuan hard skill dan soft skill yang berimbang,” tuturnya.

Wikan juga mengingatkan, agar mahasiswa tidak hanya menargetkan nilai IPK yang tinggi. Sebab, yang dibutuhkan industri bukan nilai, melainkan kompetensi soft skill.

“Jangan cuma ngejar IPK, kita ingin menciptakan pemimpin masa depan yang kritis dan kreatif,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Wikan, pihaknya ingin meluruskan terkait stigma pendidikan vokasi. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa vokasi hanya menghasilkan pekerja atau tukang.

“Vokasi itu bikin pemimpin dan kreator. Tapi, vokasi juga menghasilkan tukang yang high level yang punya soft skill dan hard skill,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan