Terhimpit Pabrik Industri, Situs Candi Bojong Menje di Rancaekek Nasibnya Memperihatikan

RANCAEKEK – Gemuruh mesin pabrik industri sangat terdengar jelas. Tidak akan ada yang mengira bahwa di kawasan industri Bandung Timur ini ada situs Candi peninggalan abad ke-7.

Situs Candi Bojong Menje yang berada di Kampung Bojong Menje Desa Cangkuang Kabupaten Bandung Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, memang lokasinya terhimpit ditengah pabrik-pabrik industri.

Kondisinya sangat memprihatinkan. Terlihat atap penutup batu-batu Candi Bojong Menje mengalami kerusakan, bahkan sebagian sudah menjadi bangunan reruntuhan.

Hal tersebut menyebabkan kondisi batu-batu di Situs Candi Bojong Menje berlumut dan tidak terlihat seperti cagar budaya.

Kondisi bebatuan candi yang tampak sudah berlumut

Berdasarkan pengakuan petugas yang menjaga Situs Candi Bojong Menje R. Ahmad, 70, Situs Candi Bojong Menje pertama kali ditemukan pada 18 Agustus 2002.

“Tepatnya tanggal 18 Agustus 2002 Situs ini ditemukan secara tidak sengaja, warga saat itu menggali dan mengambil tanah untuk pengurukan,” ungkap R. Ahmad saat ditemui jabarekspres.com, Selasa (9/2) pagi.

Hingga 2018 upaya untuk merekonstruksi atau menyusun kembali batu-batu yang terlepas menjadi suatu bangunan candi masih belum bisa terwujud.

“Seluruh bangunan di Situs Candi, dibangun pertama kali pada 2004 – 2005 dibantu oleh pemerintah, namun sampai sekarang belum ada lagi. Padahal sayang juga, ini kan menjadi bukti sejarah juga,” tuturnya lebih lanjut.

Selain itu, dua bangunan yang diperuntukkan sebagai kantor sekretariat dan museum juga tidak terawat.

Akses jalan menuju situs Candi tersebut terasa sempit, kita harus melewati gang perkapungan warga serta jalan setapak disamping benteng tinggi milik pabrik industri. Saat sesampainya di pintu masuk gerbang situs itu kita disuguhkan dengan baunya aroma limbah batu bara yang berasal dari pabrik industri yang mengelilingi keberadaan situs tersebut.

Di area situs seluas 600 meter persegi, batu-batu tersebut sebagian besar berbentuk kubus dan balok dan memiliki ukuran beragam. Lalu ada pula batu yang berbentuk kepala sapi atau kepala nandi.

“Luasnya yang di pugar 600 meter persegi, bentuknya kubus dan balok, memiliki ukuran yang beragam, ada juga batu berbentuk kepala sapi atau nadi”, jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan