PPKM Jawa-Bali Dinilai Tak Efektif, Pemkot Bandung Akan Kaji Penerapan Cek Poin

BANDUNG – Pemerintah pusat menilai Penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali tidak efektif. Oleh karena itu, setiap Kabupaten/Kota yang mengikuti PPKM Jawa-Bali diminta lebih memperketat implementasinya di lapangan salah satunya melalui penerapan cek poin.

Wali Kota Bandung Oded M Danial turut menanggapi hal tersebut. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengkaji terlebih dahulu bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) terkait adanya kemungkinan penerapan cek poin di Kota Bandung.

“Kemarin malam ada koordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini kalau memungkinkan, di kota-kota itu bisa menerapkan cek poin terutama di terminal dan di pasar. Kalaupun mau diterapkan cek poin di mana saja, harus dikaji dulu, saya hari ini sudah minta kepada Sekda (Ema Sumarna) sebagai ketua harian untuk membahas ini,” ungkap Oded di Jalan Sumatera, Kota Bandung, Senin (1/2) kemarin.

Ia menjelaskan, Pemkot Bandung sempat menerapkan cek poin ketika awal Pemberlakuan PSBB. Namun hal tersebut dinilai kurang efektif. Sehingga, pihaknya masih akan membahas terlebih dahulu penerapan cek poin yang efektif.

“Makanya ini lagi dibahas dulu, cek poin seperti apa yang tepat, karena cek poin ini ada di terminal dan di pasar-pasar dan inikan dampaknya harus dikaji oleh kita, di pasar gede bage misalnya, banyak orang datang dari luar kota, ini seperti apa harus kita kaji dulu,” bebernya.

Terpisah, Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengungkapkan, terdapat beberapa hal yang paling efektif untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Bandung. Mulai dari mengurangi mobilitas masyarakat, hingga sistem buka tutup jalan yang sudah diberlakukan sejak Desember lalu.

“Hal yang paling efektif menurut saya kurangi mobilitas, kita mencoba sekarang penutupan jalan masih berlaku walaupun dilaksanakan di malam hari,” ujarnya di Balai Kota Bandung.

Ema menambahkan, apabila penambahan Covid-19 terus terjadi, kemungkinan penutupan jalan akan dilakukan lebih dini.

“Kalau memang kasusnya mungkin nanti terus meningkat, walau itu sangat tidak kita harapkan, bisa saja kebijakannya penutupan jalan akan dilakukan dengan waktu yang lebih dipercepat bisa saja,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan