LEMBANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebutkan bahwa pergerakan Sesar Lembang bisa memicu terjadinya aktivitas vulkanis Gunung Tangkuban Parahu.
Namun sekalipun begitu, hal demikian tidak terjadi sebaliknya pada Sesar Lembang. Aktivitas vulkanis dari Gunung Tangkuban Parahu nyatanya tidak bisa mempengaruhi aktivitas kegempaan di Sesar Lembang.
“Aktivitas sesar bisa mempengaruhi Gunung Tangkuban Parahu. Tapi sebaliknya, aktivitas vulkanis tidak bisa mempengaruhi aktivitas tektonik,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) BMKG Bandung Rasmid, Kamis (28/1).
Berdasarkan penelitian, kedalaman maksimum dari gempa Sesar Lembang mencapai sembilan kilometer sehingga getarannya akan sangat terasa di Bandung Barat terutama Lembang, Kota Bandung dan Kota Cimahi.
“Namun gempanya dominan terjadi pada kedalaman empat sampai lima kilometer. Semua wilayah Lembang bakal merasakan getarannya,” katanya.
Rasmid menjelaskan sejak tahun 2012 hingga saat ini belum ada aktivitas gempabumi dari Sesar Lembang yang tercatat melalui seismograf BMKG.
“Periode 2010-2012 itu ada 14 kali gempa bumi dengan magnitudo kecil, hanya 1,2 sampai 3,3. Paling besar dirasakan itu tahun 2011 di Kampung Muril, Desa Jambudipa, KBB dan ada retakan pada rumah warga. Setelah itu, dari 2012 sampai sekarang tidak ada berdasarkan jaringan seismograf,” jelasnya.
“Kita dengan BNPB akan menyusuri dan memasang rambu di sepanjang Sesar Lembang. Kalau bisa pembangunan mulai menjauh dan kita intensifkan edukasi masyarakat,” tambahnya. (mg6)