Hendak Selidiki Asal-Usul COVID-19, China Malah Tolak Kedatangan Tim Investigasi WHO

Pernyataan serupa juga dikatakan penasihat keamanan Amerika Serikat (AS), Matthew Pottinger. Menurutnya, penjelasan paling masuk akal mengenai asal muasal virus yang telah menginfeksi lebih dari 85 juta orang di seluruh dunia itu berasal dari laboratorium Wuhan.

Anggota parlemen Partai Konservatif Inggris, Tom Tugendhat dan Tobias Ellwood, juga menedesak pemerintah Inggris untuk mendalami pernyataan Pottinger itu.

China berulang kali membantah bahwa virus corona yang menurut sebagian besar ilmuwan terjadi secara alami itu mungkin bocor dari laboratorium Institut Virologi Wuhan.

Tugendhat yang juga Ketua Komite Urusan Luar Negeri, mengatakan, tuduhan itu sangat serius. Sementara Ellwood, yang merupakan Ketua Komite Pertahanan, mengatakan, Inggris perlu meminta jawaban dari Partai Komunis China.

“China terus membungkam suara-suara lokal yang berani berbicara dan menghapus semua komentar online yang menunjukkan pihak berwenang menyembunyikan sesuatu,” kata Ellwood, dikutip dari The Sun.

Menurut Tugendhat, cara China menangani wabah sangat memprihatinkan. Dia menuding China sangat lambat berbagi informasi, baik mengenai wabah maupun asal-usulnya.

“Mereka memenjarakan orang-orang yang membocorkan ini dan sekarang tampaknya ada bahaya yang mereka tutupi agar tidak bocor,” ujarnya.

Tugendhat yakin dengan pernyataan Penasihat Keamanan AS Pottinger sehingga harus ditanggapi secara serius. “Ini sangat serius, Matt Pottinger merupakan salah satu ahli internasional mengenai China. Dia tidak hanya mengenal negaranya tapi juga intelijen dengan sangat baik,” tuturnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying juga membantah klaim Pottinger. Dia malah meminta WHO untuk menyelidiki virus di AS dan mengaitkannya dengan wabah flu sebelumnya dan lab militer Fort Detrick, Maryland.

Hua juga mengutip pernyataan ahli penyakit menular AS Anthony Fauci, bahwa hampir semua ilmuwan dan ahli di dunia menyangkal klaim bahwa virus berasal dari laboratorium Wuhan.

Institut Virologi Wuhan juga membantah tuduhan kebocoran. Laboratorium itu memang digunakan untuk membuat virus corona hibrida untuk tujuan penelitian, namun tidak ada indikasi bahwa Covid-19 merupakan rekayasa manusia.(FIN).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan