JAKARTA – Salah satu dari dua anggota Tim Investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang hendak menyelidiki asal-usul virus Corona di Kota Wuhan, ditolak masuk ke China.
Satu orang yang ditolak masuk itu telah kembali, dan yang lainnya kini sedang transit di negara ketiga.
WHO mengatakan, penolakan tersebut terjadi karena masalah terkait izin visa. Padahal, pada Desember lalu, pemerintah China telah menyetujui sebuah penyelidikan oleh tim WHO di kota Wuhan – setelah melalui proses negosiasi yang memakan waktu berbulan-bulan.
Tetapi, Pemerintah China diketahui belum juga menerbitkan izin masuk bagi Tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan selidiki kasus tersebut.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sangat kecewa karena China belum juga menyelesaikan surat izin kedatangan tim WHO.
Mengingat, dua anggota telah memulai perjalanan mereka dan yang lainnya tidak dapat melakukan perjalanan.
“Saya mendapatkan informasi para pejabat China belum menyetujui izin bagi tim terpadu. Saya sudah mengontak pejabat senior pemerintah China dan menyatakan ini adalah misi utama bagi WHO saat ini,” kata Tedros, seperti dilansir Reuters, Rabu (6/1).
Dalam tim penyelidikan itu, WHO direncanakan mengirim 10 orang tim ahli internasional ke China selama berbulan-bulan dengan tujuan menyelidiki asal hewan dari pandemi dan bagaimana virus pertama kali menyebar ke manusia.
Bulan lalu diumumkan bahwa penyelidikan akan dimulai pada Januari 2021. Dua anggota tim internasional telah berangkat ke China pada Selasa pagi lalu, kata WHO.
Asumsi awal, virus itu muncul dari pasar yang menjual hewan untuk diambil dagingnya. Diduga bahwa di sinilah virus bertransmisi dari hewan ke manusia.
Namun asal muasal virus masih diperdebatkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa pasar mungkin bukan asalnya, melainkan menjadi wadah yang meningkatkan penyebaran.
Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa teori wabah virus corona baru yang kini menyebar ke seluruh dunia dipicu kebocoran laboratorium di Kota Wuhan, China, kembali mencuat. Kali ini disampaikan beberapa anggota parlemen Inggris.
Teori ini muncul menjelang kedatangan para ilmuwan internasional di bawah bendera Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke China untuk memulai penyelidikan mengenai asal-usul virus corona.