MANCHESTER – Serikat pesepakbola Uruguay meminta federasi sepakbola Inggris atau FA membatalkan larangan tampil Edinson Cavani di tiga laga Manchester United.
Hal ini sebagai bentuk protes masyarakat Amerika Latin, atas hukuman yang dijatuhkan FA kepada striker Setan Merah itu. Sempat menggunakan kata yang menurut sebagian masyarakat Eropa, dapat menyinggung ras kulit hitam, sanksi atas Cavani pun tak terhindarkan.
Dalam surat yang ditandatangni pesepakbola profesional dan amatir negara Amerika Selatan itu, Asosiasi Sepakbola Uruguay atau AUF meminta agar larangan tersebut untuk kembali ditinjau,
“Edinson Cavani tidak melakukan tindakan yang dapat diartikan rasis. Dia hanya menggunakan kata yang merupakan ekspresi umum di Amerika Latin, untuk menyapa orang yang dicintai atau mereka yang teman dekat,” bunyi surat itu, seperti dikutip FIN dari BBC Sport, Selasa (5/1).
Menurut surat tersebut, apa yang disanksikan FA kepada eks striker PSG itu, adalah pelanggaran terhadap budaya sebuah negara.
“Sanksi tersebut menunjukkan pandangan bias, dogmatis dan etnosentris dari FA, yang hanya melihat hal itu lewat interpretasi subjektif. Untuk itu, Kami meminta agar FA untuk membatalkan sanksi tersebut, dan membersihkan nama baiknya,” lanjut surat tersebut.
Sebelumnya, pihak FA dalam pernyataanya menyebutkan bahwa komentar berbau rasis yang utarakan Cavani, sebagai tindakan penghinaan, dan merupakan bentuk pencorengan nama baik olahraga paling populer di dunia itu.
“(Postingan itu) menghina dan atau kasar dan / tidak pantas dan / atau dapat mencoreng reputasi olahraga sepak bola. Bahwa komentar tersebut merupakan sebuah pelanggaran, baik itu tersurat atau tersirat, terhadap warna dan / atau ras dan / atau terhadap etnis tertentu,” tulis FA dalam pernyataannya.
Cavani sendiri menerima sanksi yang dialamatkan FA padanya, dengan tujuan mendukung upaya sepak bola Inggris, dalam memerangi masalah rasisme. Ia bahkan Cavani bersedia untuk membayarkan denda sebesar Rp1,9 miliar dan menjalani larangan tampil. (fin/ris)