Pemerintah Kembali Bagikan Dana Bansos Tunai Sebesar Rp 300 ribu, Sebaiknya Buat Apa?

JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) pertama pada hari ini, Senin, 4 Januari 2020.

BST yang besarannya adalah Rp 300 ribu akan dibagikan setiap tiga bulan sekali dalam satu tahun, dimulai dari bulan Januari 2021.

Berdasarkan hasil riset seperti yang dilansir https://lifepal.co.id/asuransi/kesehatan/ yang dibuat oleh Aulia Akbar CFP®. Menuturkan, pada dasarnya, program ini memang ditujukan untuk meringankan beban masyarakat di masa pandemi COVID-19.

Akan tetapi besaran Rp 300 ribu jelas masih jauh di bawah jumlah pengeluaran rata-rata per provinsi di Indonesia seperti yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2020.

Dari grafik di atas, dana BST sebesar Rp 300 ribu tidaklah cukup untuk menutup kebutuhan pengeluaran masyarakat di provinsi manapun di Indonesia. Kendati demikian, dana ini tentu saja membantu meringankan beban pengeluaran masyarakat.

Lantas, pos pengeluaran manakah yang sebaiknya ditambal dengan dana BST ini? Simak ulasan dari Aulia Akbar, CFP®, Financial Educator di Lifepal.co.id:

Membantu pembayaran utang

Ketika seseorang masih memiliki utang tertunggak, maka besar kemungkinan utang tersebut mengurangi nilai kekayaan bersih Anda. Manfaatkanlah dana BST untuk membantu pembayaran cicilan atau melunasi utang.

Bila sebagian besar utang Anda adalah utang konsumtif, tidak masalah untuk segera melakukan pelunasan selagi Anda memiliki kas berlebih. Hal itu disebabkan karena utang konsumtif tidak akan pernah menambah nilai aset Anda.

Membeli bahan makanan dalam sebulan

Dana sebesar Rp 300 ribu setidaknya bisa sangat membantu belanja kebutuhan pangan bulanan. Dengan begitu, beban pengeluaran untuk kebutuhan pokok akan berkurang, yang nantinya akan sangat membantu kita mendapatkan surplus arus kas bersih bulanan.

Nilai arus kas bersih didapat dari hasil pengurangan total pemasukan dan total pengeluaran kita dalam sebulan. Nilai arus kas bersih seseorang dianggap ideal ketika besarannya “minimal” 10% dari total pendapatan.

Ketika nilai arus kas bersih minus, tandanya seseorang memiliki pengeluaran yang lebih tinggi dari pemasukan.

Menyehatkan jumlah tabungan

Pandemi COVID-19 memang memberikan tekanan yang cukup serius dalam kondisi perekonomian, yang akhirnya membuat banyak orang kekurangan atau kehilangan penghasilan rutin. Ketika seseorang menjadi pihak yang terdampak secara ekonomi, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan mengambil dana di tabungan untuk bertahan hidup.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan