Suatu hari saya menerima pesan WhatApps dari salah satu teman guru di sekolah.
“Assalamualaikum, punten bu ngawagel, aya masukan ti ortu, mung sim kuring nyuhunkeun bantosan ti ibu kanggo ngawalerna, (punten menganggu, ada masukan dari orangtua murid, tapi saya meminta bantuan dari ibu untuk membalasnya, red),’’
Pesan itu diteruskan isinya begini, ’’Khusus kelas kita mengadakan belajar di sekolah dengan kapasitas 1 kelas dibagi menjadi dua kelas dan untuk pertemuan hanya 2 mata pelajaran (matpel), bisa enggak ya bu? Minimal ada kegiatan rutin anak2. Hanya untuk matpel utama aja bu. seperti matematika yang perlu penjelasan langsung mungkin,’’isi pesan usulan orang tua siswa itu.
Itulah salah satu keinginan dari orang tua untuk anak nya agar bisa belajar kembali di sekolah. Mungkin anak-anak juga sama. Merindukan sekolahnya. Bahkan, guru-guru juga sama merindukan suasana kelas.
Yang pasti saya sangat merindukan melihat anak anak tertawa melihat mereka bahagia. Berlarian bermain basket, melihat kelas-kelas yang hening ketika belajar atau riuh ketika berdiskusi. Saya merindukan kelas untuk mengajar. Mendengar celotehan anak-anak yang polos dan melihat keusilan mereka.
Terlepas dari rekayasa atau politisasi, saya lebih melihat bahwa Pandemi Covid-19 adalah sebagai ‘Kehendak Allah’ seperti yang dituliskan dalam firman-Nya.
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.. (QS At Taghaabun 11) Dan Rabb mu tidak akan merugikan mu
Akan tetapi, pertanyaannya bagaimana dengan keberlangsungan sekolah? Sebelum menjawab itu perlu dijelaskan bahwa jika pertemuan tatap muka (PTM) akan dilaksanakan perlu persiapan baik regulasi maupun sarana penunjang protokol kesehatan di setiap sekolah.
Selain itu, persiapan pendukung juga harus diperhatikan, seperti, sarana transportasi dan fasilitas kesehatan di sekolah. Hal ini harus menjadi perhatian karena masih banyak siswa yang menggunakan kendaraan umum. Sementara fasilitas kesehatan sekolah diperlukan untuk melakukan diteksi dini bagi para siswa yang sakit.
Standar operasional dan prosedur juga menjadi hal penting untuk nantinya diterapkan di setiap sekolah. Seperti, pengaturan jumlah siswa, pengaturan tempat duduk, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan guru, pengaturan jam istirahat dan pulang.