Kabinet Nasib

Kabinet Nasib
0 Komentar

Ternyata yang dilantik adalah Rini Soemarno.

Di periode ke-2 Presiden Jokowi, akhirnya Trenggono masuk kabinet –meski di posisi wakil menteri Pertahanan.

Tapi setidaknya Trenggono sudah ”latihan” menjadi birokrat. Agar tidak kaget lagi. Bahwa menjadi menteri itu ibarat ”pohonnya tinggi, buahnya jarang”.

Pohonnya tinggi berarti tiupan anginnya kencang. Buahnya jarang karena: Menteri itu gajinya kecil. Fasilitasnya tidak mewah. Tidak ada apa-apanya kalau ukurannya adalah kekayaannya saat ini. Maka untuk apa lagi korupsi –mestinya.

Baca Juga:Dukung Pendidikan Anak Generasi Maju, SGM Eksplor Gandeng Indomaret Salurkan 1.000 Paket Sarana PendidikanePaper Jabar Ekspres Edisi Kamis, 24 Desember 2020

Hanya saja bidang ini baru bagi Trenggono. Tapi yang penting adalah kemampuan manajerial, leadership, dan kebersihan hati.

Kemampuan leadership dan manajerial tentu ia mampu. Soal kebersihan hati hanya ia sendiri yang tahu.

Yang tidak kalah menarik adalah naiknya Wali kota Surabaya Tri Rismaharini. Tapi Risma pantas mendapat jabatan itu. Saya tentu tahu persis kemampuannyi. Dan komitmennyi. Terutama pada orang kecil.

Dia wali kota yang sangat berprestasi. Pengubah kota Surabaya. Wajar kalau kepala daerah yang punya prestasi besar mendapat promosi yang memadai.

Dan… akhirnya soal menteri agama. Yaqut Cholil Qoumas itu. Ia menjadi lambang kembalinya kementerian agama ke pangkuan NU.

Ini persoalan besar di negeri ini. Itu juga harapan besar bagi NU. Apalagi ketika NU merasa telah habis-habisan memenangkan periode kedua Presiden Jokowi. Kok kementerian agama diberikan kepada Jenderal Fachrul Razi. Sampai-sampai Ketua Umum PB NU, Prof Dr Said Aqil Siroj, seperti ngambek habis-habisan terhadap Presiden Jokowi. Terutama kok ia tidak masuk kabinet. Lebih terutama lagi kok kementerian agama diserahkan ke orang lain.

Yaqut sendiri tidak mengira akan menjadi menteri agama. Ia merasa kakaknyalah yang lebih berpeluang: Yahya C Staquf. Dan memang, sang kakak yang mendapat tawaran menjadi menteri agama. Tapi sang kakak menolak.

Baca Juga:Ruang Kelas Hangus Terbakar, Petugas Berjibaku Padamkan ApiMenteri Baru Pakai Jaket Biru, PDIP: Semoga Tak Berubah Jadi Oranye

Sang kakak –yang pernah menjadi juru bicara Presiden Gus Dur– punya kesibukan lain. Yang ia anggap lebih mulia. Yakni membawa model Islam Indonesia ke seluruh dunia. Ia ingin mengubah wajah Islam di seluruh dunia menjadi Islam yang toleran. Karena itu Staquf sampai harus pergi ke Israel –di tengah emosi dunia Islam yang anti-Israel.

0 Komentar