BANDUNG – Pasca kekalahan ‘jagoan’ Golkar di Pilkada Kabupaten Bandung 2020, suhu politik di tubuh partai beringin tersebut mulai menghangat, terkait agenda Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung 5 Januari mendatang
Dikabarkan, agenda perebutan kursi ketua DPD itu mengalami perubahan, dari semula dijadwalkan tanggal 24 Desember 2020, kemudian berubah menjadi tanggal 5 Januari 2021.
Dadang M. Naser yang menjabat Ketua DPD Golkar Kab. Bandung periode terakhir, diwacanakan akan mencalonkan diri lagi untuk merebut kursi ketua pada periode 2021-2025.
Namun Dadang Naser tampaknya harus mendapat tantangan besar terkait hasrat politiknya tersebut karena harus berhadapan dengan rekannya sendiri di kepengurusan partai Golkar Kabupaten Bandung, yakni Anang Susanto.
Anang Susanto yang saat ini mengemban amanah sebagai wakil rakyat di DPR RI, tampaknya cukup ‘pede’ untuk melanjutkan kursi kepemimpinan DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung, karena diklaim telah didukung penuh oleh 25 pengurus Partai Golkar tingkat kecamatan (PK) Partai tersebut.
Terlebih, kalangan kader muda Golkar menilai Dadang Naser telah gagal dalam menakhodai perahu partai, yang dibuktikan dengan kekalahan telak pasangan calon bupati-wakil bupati Bandung yang diusung partai Golkar, yakni Kurnia Agustina-Usman Sayogi, pada Pilkada Kabupaten Bandung 9 Desember 2020 lalu.
Dukungan 25 PK itu ditegaskan oleh Agus Samsu Wahid selaku Koordinator Pemenangan Anang Susanto.
“Kemarin yang keringat saja belum kering, betapa sakitnya jagoan kita (paslon Bupati-Wakil Bupati Bandung), terus martabat dan kehormatan Golkar sampai dipermalukan. Bukan masalah kalah menangnya, tapi ini dipermalukan dengan angka yang begitu jauh,” ujar Agus, kepada media dalam keterangan persnya, Rabu (23/12).
Kemudian, kata Agus, alasan lain ke-25 PK itu mendukung Anang Susanto agar menggantikan Dadang Naser, yakni untuk membenahi serta memperbaiki citra Golkar Kabupaten Bandung ke depan, setelah belakangan ini banyak menuai kegagalan dalam laju misi organisasi politiknya.
“Kenapa Pak Haji Anang yang dipilih? Ini untuk mengobati luka yang tadi, karena Pak Haji Anang dipandang bisa mengubah dan memperbaiki martabat partai golkar. Itulah alasannya,” tegasnya.
Menurutnya, alasan tersebut cukup rasional karena Anang Susanto dinilai oleh para pengurus PK di 25 kecamatan cukup piawai dalam memimpin perahu organisasi politik partai Golkar di Kabupaten Bandung.