PARONGPONG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menemukan kasus 76 warga satu RW di Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, terserang penyakit dengan indikasi kuat Chikungunya.
Untuk itu, Dinkes KBB mewaspadai serangan nyamuk Aedes Albopictus yang dapat menyebabkan penyakit Chikungunya pada masyarakat tersebut.
“Ada 76 warga di Desa Cihanjuang yang gejalanya mirip chikungunya, yakni mengeluh demam, nyeri otot, dan sendi lemas,” kata Kepala Dinkes KBB, Hernawan Widjajanto, Kamis (17/12).
Dia menyebutkan, serangan Chikungunya yang terjadi akhir bulan lalu sempat membuat warga khawatir. Apalagi jumlah warga yang mengalami gejala tersebut cukup banyak. Oleh sebab itu pihaknya langsung melakukan antisipasi dengan fogging.
Menurutnya upaya itu dinilai efektif untuk memutus mata rantai penularan. Ini dikarenakan karakteristik penularan Chikungunya melalui nyamuk Aedes Albopictus sama seperti penularan demam berdarah dengue (DBD).
“Penularannya (Chikungunya) kan lewat nyamuk Aedes Albopictus, jadi foging salah satu yang efektif mematikan jentik nyamuk,” ucapnya.
Dia pun mengimbau warga untuk mengantisipasi munculnya jentik nyamuk di tempat-tempat lembab. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bisa dilakukan melalui metode 3M. Yakni menguras/membersihkan tempat air, menutup wadah penampungan air, dan mengubur barang bekas yang memiliki potensi jadi sarang nyamuk atau mendaur ulangnya.
“Bisa juga dilakukan dengan menabur bubuk abate atau ikan pemakan jentik pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Atau memakai obat nyamuk, dan tidak menggantung baju dalam rumah yang bisa jadi tempat bersarangnya nyamuk,” pungkasnya. (mg6/bam)