JAKARTA – Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan simulasi vaksin COVID-19 yang dilakukan Pemerintah Indonesia menjadi sorotan dunia. simulasi digelar untuk mempersiapkan standar operasional prosedur dan tata cara pelaksanaan. sehingga apabila program tersebut dijalankan, puskesmas siap memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Kita bisa lihat dari WHO juga datang. WHO menganggap Indonesia pertama melakukan simulasi vaksinasi di dunia,” kata Terawan di Puskesmas Tanah Sereal Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11).
Menurutnya, Kemenkes selalu berkoordinasi dengan Komisi IX dan meminta izin kepada kepala daerah. Pihak WHO juga ikut memantau pelaksanaan simulasi tersebut. “Simulasi dilakukan sesuai fakta dan orisinalitasnya di lapangan,” ungkap Terawan.
Kemenkes, lanjutnya, terus melakukan pelatihan agar semakin banyak tenaga vaksinator melakukan vaksinasi. “Itu menjadi sorotan dunia. Kita siapkan diri dan terus menerus berlatih. Sehingga kalau vaksin itu sudah ada, kita tinggal melaksanakan,” jelasnya.
Namun Terawan mengaku belum menentukan merek vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat. “Kan vaksin ini terus ada dinamikanya. Presiden menegaskan vaksin yang akan dibeli merekanya harus ada dalam list WHO. Kita konsultasikan dengan WHO, apa yang paling rasional untuk dibeli,” ucapnya.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China. Yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino. Masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Rencananya vaksin itu akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.
Meski persiapan vaksin sudah dilakukan, Terawan mengingatkan masyarakat tetap menerapkan disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). “Patuhi protokol kesehatan dimana pun kita berada. Ini sangat penting untuk menjaga keselamatan diri dan orang lain,” pungkasnya.(rh/fin)