CIMAUNG – Sebanyak tiga pasang owa jawa (Hylobates moloch) dilepasliarkan di Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ketiga hewan itu sempat direhabilitasi di Javan Gibbon Center, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebelum dilepaskan ke alam liar.
Enam ekor owa Jawa itu menjalani proses adaptasi habitat atau habituasi di Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar.
Pelepasan itu dilakukan Selasa (27/10). Tiga pasang owa itu terdiri dari pasangan Labuan-Lukas, Ukong-Gomey, dan Nofri-Yossi.
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasioal Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Dadang Suryana mengungkapkan, hewan endemik tersebut merupakan hasil rehabilitasi yang dilakukan oleh Yayasan Owa Jawa bekerja sama dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Ini merupakan satwa yang ketiga puluh dari yang kita rilis. Jadi ada enam, berarti satwa yang ke 24 sampai ke 30. Pelepasan Owa Jawa ini, sementara hanya di Gunung Puntang.
“Populasi Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sudah cukup stabil, maka hasil rehabilitasi itu tidak lagi dilepas liarkan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sehingga, Yayasan Jawa membangun kerjasama dengan Perum Perhutani yang mengelola Gunung Puntang ini,” katanya.
Tujuan dari kegiatan rehabilitasi ini adalah mengembalikan sifat liar Owa Jawa. Karena, kata Dadang, apabila Owa Jawa sudah dipelihara orang, maka perilakunya bisa berubah.
Menurutnya, apabila sudah direhabilitasi maka sifat liar Owa Jawa bisa kembali, mampu mencari makan sendiri, tidak takut pada manusia, dan bisa menyelamatkan diri dari predator.
Saat ini ada di Pusat Rehabilitasi Owa Jawa atau Javan Gibbon Center di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, masih ada sekitar sepuluh ekor lagi. Jumlah tersebut bisa saja berkurang, karena mati dipusat rehabiltasi, atau bertambah karena beranak
Dia juga menjelaskan, Owa Jawa ini merupakan binatang yang dilindungi, adapun kriteria binatang yang dilindungi adalah jumlanya sedikit, terjadinya penurunan populasi dialam, dan jenisnya endemik.
“Owa jawa memiliki peran penting dalam merestorasi hutan secara alami dengan menyebarkan benih. Konservasi hutan dan satwa seperti owa di antaranya pelestarian dari ancaman kepunahan di habitat alaminya,” tandasnya. (yul/yan)