Pengamat Prediksikan, Partai Penolak Omnibus Law Bakal Populer

CIMAHI – Direktur Eksekutif Eksplorasi dan Analisis Sosial (EDAS), Wawan Gunawan menilai, partai politik yang menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja di hadapan publik akan berdampak terhadap popularitas dan elektabilitas. Termasuk di Kota Cimahi.

”Pandangan saya begini, mereka menolak itu untuk meningkatkan elektabilitas supaya masyarakat mencintai dua partai itu,” kata Wawan saat dihubungi, Kamis (8/10).

Seperti diketahui, di tingkat pusat ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat yang menolak UU tersebut disahkan. Sikap tersebut diikuti dua partai turunannya di Kota Cimahi.

Ditambah DPC PKB Kota Cimahi yang menyatakan menolak, berbeda dengan sikap DPP PKB yang menyetujui di tingkat pusat. Pernyataan ketiga partai tersebut dilontarkan saat ribuan buruh menggelar aksi demo pada Selasa (6/10) di Kantor DPRD Kota Cimahi, Jalan Djulaeha Karmita.

Menurut Wawan, sikap itu akan menguntungkan mereka baik di tingkat pusat maupun di Kota Cimahi.

”Dia (partai) mencoba mencari pertunungan di momen ini untuk meningkatkan popularitasnya tapi masyarakat sudah cerdas,” ujar Wawan.

Untuk dampak di Kota Cimahi, kata Wawan, implikasinya mungkin saja akan terasa. Apalagi tahun 2022 akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cimahi. Meski begitu, untuk pengaruh lebih dalamnya harus dilakukan analisis.

”Kalau berpengaruh harus dilihat. Tapi kalau implikasinya pasti ada, riak-riak terhadap Pilwalkot pasti ada,” sebut Wawan.

Namun, lanjut Wawan, keuntungan yang didapat partai yang menolak UU Omnibus Law tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja oleh partai politik yang menyetujui produk baru tersebut.

”Memang mereka (partai yang setuju Omnibus Law) akan diam saja gitu? jadi pasti mereka juga sudah berhitung,” ucapnya.

Pada akhirnya, kata dia, tetap akan ditentukan oleh masyarakat yang akan memilih partai dan pemimpin yang dianggap sesuai kriteria. Dia menyarankan masyarakat untuk membaca dan memahami UU tersebut.Tujuannya, agar informasi yang diterima tidak simpang siur.

”Kalau sudah baca dia akan paham , akan tau ini orang nolak untuk apa, kepentingannya. Lucunya kan bacanya belum bersikap sudah. Harusnya kan baca dulu baru bersikap,” pungkasnya.(mg3/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan