RSUD Sumedang Klaim Tidak Ada Anggaran Istimewa Bagi Pasien Positif

SUMEDANG – Besaran anggaran pemerintah, untuk per satu orang pasien Covid 19 yang dirawat di RSUD Sumedang, masih menjadi sebuah misteri.

Pasalnya, orang nomor satu di lingkungan RSUD pun enggan membeberkannya, dengan alasan hingga detik ini, pihaknya belum pernah sepeser pun mendapat penggantian dari pemerintah, dalam hal ini Kementrian Kesehatan RI, sebagai dana kompensasi.

“Sampai sekarang pencairan belum, jadi tidak tahu per pasiennya berapa, kita masih dalam rangka pengajuan terus,” ujar Direktur Utama RSUD Sumedang Aceng Solahudin saat ditemui Sumeks di kantornya, Senin (5/10).

Yang jelas, kata dia, setiap pasien memiliki kualifikasi berbeda. Sehingga akan berpengaruh terhadap besar kecilnya dana yang akan dicairkan ke rumah sakit.

Diakuinya, sejak pertama kali merawat pasien Covid 19, pihaknya tidak menganggarkan secara istimewa untuk itu.

Bahkan, biaya perawatan pun layaknya seperti pasien biasa.
Baik biaya makan minum dan obat – obatan sudah include ke penganggaran biaya harian rumah sakit. Kecuali untuk Swab, pihaknya berkolaborasi dengan gugus tugas.

“Artinya, tidak ada hal – hal yang istimewa, cuman tempatnya saja yang diisolasi,” katanya dengan jelas.

Berbeda dengan pasien yang meninggal dunia, lanjut Aceng, biaya pemulasaraan jenazah hingga pemakaman dengan menggunkan protokol kesehatan, didanai dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) Covid 19.

“Kalau tidak salah, Rp 2,2 Juta per pasien. Tidak berlebihan, karena itu sudah termasuk penggalian, tenaga, transfortasi dan pembelian peti,” kata Aceng.

Selain biaya pemakaman, BTT juga dia serap untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat Tes Swab (PCR). “Baru sekitar Rp3 miliaran yang kita serap,” tuturnya. (nur)

Tinggalkan Balasan