SOREANG – Cawabup Bandung nomor urut 1, Usman Sayogi meminta agar seluruh kader partai parlemen dan nonparlemen pengusung tidak hanya bersikap seremonial saja untuk memenangkan pasangan NU Pasti Sabilulungan.
”Jangan hanya menempel emblemnya saja. Tapi harus menempelkan persan sertanya menjadi tekad kemenangan bersama,” kata Usman saat berkonsolidasi bersama seluruh kader Partai Gerindra di Sekretariat DPC Gerindra Kabupaten Bandung, belum lama ini.
Menurut Usman, pertarungan di pilkada merupakan pertaruhan partai pengusung. Oleh karena itu, seluruh partai pengusung harus menjadi pemenang di Pilbup Bandung 2020. Partai Gerindra selaku perahu politik yang telah mengusungnya juga sudah bergerak.
Pergerakan untuk memenangkan NU Pasti Sabilulungan, kata Usman sudah dimulai, para kader, sudah tidak lagi ada yang menunggu perintah. ”Semuanya harus bergerak sesuai dengan potensi dan keadaan masing-masing di lapangan,” tuturnya.
Usman pun berterimakasih kepada seluruh kader partai yang telah menerimanya. Dirinya, mengaku telah menjadi kader partai besutan Prabowo Subianto sejak mendapat rekomendasi mendampingi Kurnia Agustina di Pilbup Bandung.
Oleh karena itu, dirinya berjanji akan membesarkan Partai Gerindra di Kabupaten Bandung. Termasuk bertambahnya kursi Partai Gerindra di parlemen pada pemilihan legislatif ke depan. ”Gerindra harus betul-betul berperan untuk memenangkan NU Pasti Sabilulungan. Kemenangan akan bisa diraih jika seluruh partai bekerja secara team work,” akunya.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Bandung Yayat Hidayat mengaku telah mengerahkan seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) untuk memenangkan NU Pasti Sabilulungan. ”Pergerakan kami sudah maksimal. Kami sudah menggerakkan seluruh PAC di 31 kecamatan termasuk ranting di tiap desa,” tuturnya.
Selain itu, pengurus DPC sudah hampir sebulan ini berkeliling Kabupaten Bandung menemui akar rumput. Dari pertemuan itu, para akar rumput antusias memenangkan cabup dan cawabup Bandung nomor urut 1.
Yayat menegaskan, Partai Gerindra kini fokus melakukan sosialisasi di wilayah pinggiran Kabupaten Bandung. Sebab, kantong-kantong suara didominasi wilayah pinggiran. ”Artinya bukan yang ditengah kami biarkan. Tapi kami ingin wilayah pinggir diperkuat. Kami terus bergerak sebulan ini di sana. Mulai dari pemasangan banner, baliho, hingga sticker dengan akar rumput,” kata Yayat.