Masa AKB, Sektor Pariwisata Meningkat 20 Persen

BALEENDAH – Setelah memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Pandemi Covid-19, sektor pariwisata meningkat hampir 20 persen. Hal tersebut dikatakan, Wakil ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, menurutnya, sejak diterapkan AKB sektor pariwisata secara nasional mulai bangkit.

”Selama Pandemi Covid-19, hampir seluruh sektor terdampak. Karena, adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah mengakibatkan sejumlah objek wisata, hotel dan restauran di tutup sementara. Setelah memasuki AKB, sekarang sudah kembali normal,” kata Dede Yusuf saat ditemui saat mengunjungi Situ Patahunan, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (13/9).

Menurutnya, ditutupnya tempat wisata membuat pengelola objek wisata mengalami kerugian. Bahkan, mengalami keterpurukan hingga 80 persen. Namun, setelah diberikan izin untuk kembali beroprasi, kondisi mereka hampir kembali normal.

Pemerintah sudah mengizinkan, seluruh sektor wisata kembali beraktivitas. Namun, Meski demikian, pengelola harus mengedepankan protokol kesehatan. Selain itu, pengelola wajib memberikan sosialisasi agar para pengunjung selalu memakai masker. ”Hukumnya Wajib, para pengelola harus meneydiakan sarana protokol kesehatan. Sehingga, wisatawan merasa nyaman dilokasi. Selain itu, pihak pemerintah harus tegas ketika ada pengelola yang melanggar,” jelasnya.

Dede menjelaskan, saat ini Jakarta memberlakukan PSBB. Karena, angka penyebaran Covid 19 tinggi. Namun harus dilihat, apakah tingginya angka dikarenakan faktor masifnya pelaksanaan rapid tes dan swab tes, sehingga akhirnya mudah diketahui.

”Jika di Kabupaten Bandung ingin melaksanakan PCR, maka per kecamatannya hanya mendapatkan jatah 50-100. Artinya, masih banyak lagi yang belum diswab tes/rapid tes.  Itu saja menunjukan bahwa kita tahu yang tersembunyi,” tuturnya.

Dede menegaskan, Jakarta melakukan PSBB dikarenakan semakin tinggi angka penyebaran, maka mau tidak mau pemerintah harus menekan agar jangan sampai ekonomi ditutup semuanya. “Jadi mendingan ditutup dulu selama dua minggu, untuk ditekan. Namun kuncinya jangan terlalu takut,” akunya.

Dede menjelaskan, bedasarkan penyelidikanya, kondisi Covid 19 tidak mudah ditangani dengan baik oleh seluruh dunia. Bahkan angka kematian dibeberapa negara lain sudah mencapai angka ratusan ribu. ”Poinnya adalah kita harus hidup dalam kondisi baru. Yaitu selalu menggunakan masker, menjauhi pertemuan dalam skala besar dan selalu mereapkan pola hidup bersih dan sehat,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan