Waktu dipecat mendadak Oktober 2016 itu, Mbak Parti langsung pulang ke Indonesia. Dua bulan di rumah. Nganggur. Dia balik lagi ke Singapura. Dia ingin bekerja lagi di Singapura. Mbak Parti tenang-tenang saja. Tidak merasa ada kesalahan apa pun yang pernah dia perbuat selama sembilan tahun di Singapura.
Ternyata itu tadi. Saat pemeriksaan paspor di imigrasi, Mbak Parti dibawa ke polisi di bandara Changi. (Jadi, mbak Parti tidak ditangkap di Indonesia seperti di DI’s Way: Parti Liyani). Hal itu memang tidak mungkin. Indonesia-Singapura tidak mempunyai perjanjian ekstradisi. Hari itu juga tulisan saya sebenarnya sudah disunting. Tapi banyak pembaca sempat mendapatkan tulisan yang belum diperbaiki.
Di kantor polisi bandara itu mbak Parti diperiksa. Termasuk bagasinyi. Ditemukanlah di bagasi itu barang-barang yang dianggap ada hubungannya dengan laporan pencurian itu.
Misalnya ditemukan koper Longchamp, jam tangan Gerald Genta, jam tangan Helix, dua iPhone, tas Prada, dan sepasang kacamata Gucci.
Mbak Parti pun ditahan.
Keesokan harinya polisi ke rumah Pak Liew Mun Leong. Disertai juru foto kepolisian untuk memotret barang-barang bukti lainnya. Barang bukti tersebut tidak dibawa langsung ke kantor polisi.
Dua hari Mbak Parti diinterogasi di kepolisian. Pertanyaan-pertanyaan diajukan dalam bahasa Inggris, dibantu polisi yang bisa berbahasa Melayu. Mbak Parti tidak ditawari penerjemah bahasa Indonesia.
Dua kejanggalan itu termasuk yang dipersoalkan pengacara Anil di pengadilan. Yakni mengapa barang bukti itu hanya difoto. Dan baru dibawa ke kantor polisi satu tahun empat bulan kemudian, April 2018.
Demikian juga mengapa tidak disediakan penerjemah bahasa Indonesia. Padahal Mbak Parti tidak sepenuhnya mengerti semua istilah dalam bahasa Melayu.
Pengacara Anil juga sudah mempersoalkan terjadinya kolusi antar saksi dari keluarga bos Bandara Changi itu. Tapi hakim tingkat distrik mengabaikan itu. Alasannya: Mbak Parti itu sudah sembilan tahun bekerja di rumah itu. Hubungan mereka begitu baik. Tidak mungkin mereka berkolusi hanya untuk mencelakakan Mbak Parti.
Anil juga mempersoalkan mengapa pencurian terus menerus, selama bertahun-tahun, itu tidak dilaporkan saat itu juga. Pak Liew mengatakan waktu itu masih memberikan toleransi.