Pembentukan tempat wisata itu, tentu tidak harus dibuat seperti tempat-tempat wisata yang mewah pada umumnya. Tetapi, bisa pula disesuaikan dengan ikon yang ada di sekitar lokasi TPA tersebut.
Dikatakan Sumarwan, karena daerah ini merupakan kawasan TPA, maka tumpukan sampah itulah yang nantinya harus dijadikan ikon pada objek wisatanya.
Misalnya, ditata sebagai lokasi wisata untuk kepentingan pendidikan atau jenis wisata lain yang memang tidak menghilangkan esensi dari lokasi pembuangan sampahnya.
Sebab, kata dia, apabila lokasi tersebut nantinya dijadikan tempat wisata sampah, paling tidak keberadaannya bisa menjadi sebuah sarana untuk sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
“Nanti lah saya omongin dulu dengan bupati baru (H Dony Ahmad Munir). Wisata sampah ini kan bisa dilakukan bersama-sama oleh seluruh unsur Forkopimda Kabupaten Sumedang untuk mengawalinya. Karena, saya pikir kan berwisata itu tidak melulu mesti ke mall (pusat perbelanjaan) atau ke Alun-alun saja, sekali-kali kan bisa ke lokasi seperti ini,” tuturnya. (bbs/atp)
JANJI BELUM TERWUJUD
- Pemerintah berjanji akan Normalisasi TPSA Cibeureum dan Penutupan Oprasinya tahun 2019
- Akan dilakukan pengalihan operasi pengelolaan sampah ke TPAS Cijeruk awal tahun 2020
REALITANYA
- TPAS Cibeureum masih tetap beroperasi
- Belum ada upaya normalisasi
ANCAMAN BAHAYA
- Secara estetika, mengganggu keindahan pemandangan
- Mengancam Flora dan Fauna di Gunung Karang
- Rawan kebakaran hutan
- Rawan longsor
- Berbahaya bagi kesehatan manusia (Asap pembakaran memicu kanker hingga kematian)
- Merebaknya bau tidak sedap
